Kehilangan fungsi penglihatan mengurangi aksesibilitas lingkungan. Kemampuan seseorang
untuk berpindah tempat terkait erat dengan keahlian mereka dalam wayfinding, yaitu menemukan
petunjuk dan pemetaan mental. Individu dengan gangguan penglihatan menggunakan aspek
sensori non-visual, seperti petunjuk taktil, untuk membentuk peta kognitif dari struktur
lingkungan. Menavigasi lingkungan baru dan kompleks dapat menyebabkan kebingungan,
kecemasan, dan memakan waktu lebih lama. Intervensi lingkungan melalui media berbasis taktil
yang dikondisikan menjadi desain signage masih sedikit ditemukan, oleh karena itu pada penelitian
ini bertujuan untuk mencoba mengidentifikasi perbedaan peran dari tiga kondisi desain yaitu;
Rised lines (RL), Texture (TX) dan Elevated Graphics (EG) terhadap performa wayfinding dan
pembentukan cognitive mapping individu Tunanetra melalui tugas spasial.
Pengumpulan data melibatkan eksperimen dengan partisipasi individu buta total dan low vision
pada lingkungan simulasi dengan tiga kondisi desain: garis timbul, tekstur dan grafis timbul.
Proses eksperimen menggunakan tugas spasial diantaranya; tugas navigasi, route recall dan
identifying place. Pengukuran pada tugas navigasi menggunakan kuesioner dan skor durasi, tugas
route recall dan identifying place diukur dengan sistem skor. Eksperimen ini menggunakan
prosedur repeated measure pada tiga kondisi desain taktil, serta urutan kondisi acak. Data yang
diperoleh dianalisis melalui statistik menggunakan uji repeared measure ANOVA dan uji
Friedman untuk menguji pengaruh dan perbedaan intervensi dari tiga desain signage berbasis
sensor taktil. Temuan pada penelitian ini menunjukan tidak ada perbedaan signifikan terhadap
pengalaman navigasi dan skor penilaian tugas route recall dan identifying places, namun terdapat
perbedaan signifikan pada skor durasi tugas navigasi. Kondisi Rised Lines (RL) menunjukan
performa yang baik terutama dalam aspek skor durasi. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa,
desain signage berbasis taktil memiliki peran yang signifikan untuk membantu individu Tunanetra
memahapi lingkungan. Desain signage ini diharapkan dapat menjadi media untuk individu
Tunanetra terutama siswa pendidikan khusus dalam melatih kemampuan Orientas & Mobilitas
dengan baik.