digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemandirian merupakan aspek penting dalam hidup penyandang ASD (Autism Spectrum Disorder). Melalui kemandirian, penyandang ASD dapat berdaya dan menjalani hidup tanpa perlu bergantung pada orang lain. Untuk mencapai hidup yang mandiri, penyandang perlu memiliki lingkungan yang inklusif. Namun nyatanya, masyarakat umum di Indonesia masih kurang inklusif. Remaja merupakan masa perkembangan yang ditandai dengan peningkatan toleransi, penerimaan, dan keterbukaan terhadap keragaman. Mereka dikenal sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Dengan demikian, pengenalan nilai-nilai inklusif penyandang ASD pada remaja dinilai efektif dan berkelanjutan untuk membentuk lingkungan masyarakat yang inklusif pada penyandang ASD. Pengenalan ini dilakukan melalui animasi dokumenter. Media ini dinilai dekat dengan remaja serta memiliki nilai informatif dan aktual. Dokumenter animasi dinilai mampu mengemas keterbatasan dan pengalaman penyandang ASD yang abstrak melalui aspek animasi tanpa menghilangkan aktualitas informasi di dalamnya. Dokumenter animasi mampu menjembatani kesenjangan antara remaja dengan penyandang ASD secara emosional dan faktual. Setelah melalui rangkaian proses perancangan, ditemukan bahwa dokumenter animasi merupakan media yang unggul dalam memvisualisasikan konsep berbasis fakta yang tidak berwujud (intangible concepts). Konsep ini merupakan karakter yang signifikan dibanding film dokumenter live-action convensional, di mana mengandalkan wawancara dan rekaman saja terkadang dapat membatasi kedalaman hubungan emosional dan pemahaman audiens pada topik film.