digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2024 SK PP Final Project_Muhammad Farhan Dzaky Haryanto_19221037
Terbatas Jufrizal Effendi, S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pertumbuhan industri fashion lokal dan berkontribusi positif terhadap nilai ekspor nasional sebesar 61,5% pada tahun 2022. Kejayaan industri fashion lokal dipengaruhi oleh fashion streetwear yang digandrungi anak muda. Industri fashion streetwear sebagai retail harus melakukan strategi pemasaran untuk mempertahankan bisnis melalui pemasaran omnichannel untuk meningkatkan penjualan dan kinerja secara keseluruhan. Penerapan pemasaran omnichannel berdampak pada pengetahuan, emosi, dan nilai pengalaman pelanggan dalam membeli produk. Untuk menerapkan pembukaan saluran offline “menambahkan batu bata ke klik” setelah saluran online ada, pengecer fesyen memiliki keunggulan kompetitif yang berbeda berdasarkan lokasi toko mereka. Proses pemilihan lokasi ritel sangat penting dan rumit melalui penilaian dan kombinasi berbagai faktor kualitatif dan kuantitatif untuk memastikan lokasi tersebut menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya. Analisis Analytics Hierarchy Process merupakan salah satu pengambilan keputusan multikriteria dengan mempertimbangkan prioritas untuk menentukan alternatif lokasi ritel terbaik. Penelitian ini merupakan penerapan analisis Analytics Hierarchy Process (AHP) dalam menyelesaikan kasus bisnis perusahaan streetwear bernama UDo Innovate dalam memilih lokasi terbaik untuk pembukaan toko offline pertama di Bandung melalui beberapa skala prioritas kriteria untuk menyelesaikan masalah perusahaan dalam penjualan rendah dengan menerapkan pemasaran omnichannel “menambahkan bata ke klik” sebagai bagian dari rencana besar perusahaan pada tahun 2026 dan rekomendasi implementasi untuk menerapkan solusi tersebut. Dalam mengevaluasi kriteria dan alternatif, peneliti mengandalkan tingkat eksekutif UDo Innovate sebagai penilaian ahli melalui wawancara dan kuesioner. Kriteria yang digunakan dalam proses AHP ditentukan melalui tinjauan literatur dan wawancara kurasi penilaian ahli dengan penerapan metode Delphi untuk memperoleh konsensus para ahli. Para ahli merespon kuesioner untuk menghasilkan bobot kriteria dengan perbandingan berpasangan. Perbandingan berpasangan dirangkum secara geomean untuk menghasilkan bobot konsensus kriteria. Langkah-langkah perhitungan menghasilkan tingkat penting kriteria untuk menentukan kriteria terpenting dalam pemilihan lokasi toko ritel. Kepentingan kriteria tersebut adalah biaya sewa (0,369), visibilitas (0,238), biaya renovasi (0,165), kepadatan penduduk (0,118), jumlah lahan parkir yang tersedia (0,066), dan aksesibilitas transportasi umum (0,042). Kriteria yang digunakan untuk menentukan vi lokasi terbaik untuk pembukaan toko offline adalah melalui kuesioner yang diisi oleh para ahli. Kuesioner ditransformasikan ke dalam format perbandingan berpasangan dan diakhiri dengan geomean. Perbandingan berpasangan membandingkan setiap kriteria dengan alternatif lokasi untuk memperoleh bobot prioritas alternatif mengenai kriteria yang ditentukan. Hasilnya adalah penjumlahan bobot prioritas kriteria pada alternatif-alternatif. Hasil penilaian alternatif adalah OTS (2.05), DPU (1.99), dan ANT (1.95). Lokasi ritel yang dipilih untuk toko offline UDo Innovate adalah Otto Iskandardinata (OTS) dengan nilai skor tertinggi untuk menyelesaikan rencana besar UDo Innovate dalam meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran omnichannel “adding bricks to click” pada tahun 2026. Otto Iskandardinata adalah tempat yang cocok untuk toko ritel terbuka dengan tingginya pergerakan orang dan kendaraan serta aksesibilitas bahan baku, makanan, dan minuman yang merangsang pengunjung toko offline.