Tujuan studi ini adalah untuk mengembangkan kerangka kerja pendukung
keputusan peningkatan kapasitas kapal tunda PT PIT dalam melaksanakan
pelayanan di Kertapati dan Kramasan. Peningkatan produksi batubara
memunculkan masalah serius pada layanan kapal tunda PT PIT, mencakup waktu
tunggu yang lama baik bagi kapal ataupun tongkang, dan ketidakmampuan
memenuhi permintaan yang diproyeksikan (sekitar 9,8 tongkang per hari pada
tahun 2027) dengan dua kapal tunda saat ini. Analisis akar permasalahan
menemukan bahwa masalah utama adalah ketergantungan pada dua kapal tunda,
yang menyebabkan kemacetan sistemik dan kerugian pendapatan lebih dari IDR 50
miliar per tahun.
Solusi strategis yang diusulkan meliputi (1) menggunakan teori antrian untuk
memodelkan kinerja kapal tunda saat ini dan mendatang; (2) menggunakan analisis
biaya penuh dan pengujian sensitivitas untuk membandingkan tiga opsi
pengadaan—pembelian baru, sewa operasional, dan sewa finansial; (3)
menggunakan metrik NPV, IRR, dan PBP; (4) menggunakan AHP untuk memilih
opsi terbaik; (5) menggunakan rencana manajemen risiko untuk mengevaluasi
kelayakan investasi, bersama dengan diagram PERT dan Gantt untuk
merencanakan proyek.
Hasil menunjukkan bahwa penambahan dua kapal tunda dapat meningkatkan
jumlah tongkang yang dapat dilayani setiap hari dari tiga menjadi hampir sepuluh.
Bisnis akan diuntungkan dari pembelian baru karena memiliki IRR 30,27%, NPV
IDR 42,07 miliar, dan periode pengembalian sekitar 2,97 tahun. Namun, hasil AHP
menunjukkan bahwa pengambil keputusan PT PIT lebih memilih strategi sewa
operasional, dengan presentasi 59%. Proyek penambahan kapal tunda akan dimulai
paling lambat 1 Juli 2025 dan selesai 16 Oktober 2025. Pemantauan penanganan
risiko akan dilakukan sepanjang proyek. Pendekatan gabungan ini membuat
layanan kapal tunda PT PIT lebih andal, meningkatkan logistik maritim, dan
membuat perusahaan lebih tangguh dalam jangka panjang.
Perpustakaan Digital ITB