digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tujuan studi ini adalah untuk mengembangkan kerangka kerja pendukung keputusan peningkatan kapasitas kapal tunda PT PIT dalam melaksanakan pelayanan di Kertapati dan Kramasan. Peningkatan produksi batubara memunculkan masalah serius pada layanan kapal tunda PT PIT, mencakup waktu tunggu yang lama baik bagi kapal ataupun tongkang, dan ketidakmampuan memenuhi permintaan yang diproyeksikan (sekitar 9,8 tongkang per hari pada tahun 2027) dengan dua kapal tunda saat ini. Analisis akar permasalahan menemukan bahwa masalah utama adalah ketergantungan pada dua kapal tunda, yang menyebabkan kemacetan sistemik dan kerugian pendapatan lebih dari IDR 50 miliar per tahun. Solusi strategis yang diusulkan meliputi (1) menggunakan teori antrian untuk memodelkan kinerja kapal tunda saat ini dan mendatang; (2) menggunakan analisis biaya penuh dan pengujian sensitivitas untuk membandingkan tiga opsi pengadaan—pembelian baru, sewa operasional, dan sewa finansial; (3) menggunakan metrik NPV, IRR, dan PBP; (4) menggunakan AHP untuk memilih opsi terbaik; (5) menggunakan rencana manajemen risiko untuk mengevaluasi kelayakan investasi, bersama dengan diagram PERT dan Gantt untuk merencanakan proyek. Hasil menunjukkan bahwa penambahan dua kapal tunda dapat meningkatkan jumlah tongkang yang dapat dilayani setiap hari dari tiga menjadi hampir sepuluh. Bisnis akan diuntungkan dari pembelian baru karena memiliki IRR 30,27%, NPV IDR 42,07 miliar, dan periode pengembalian sekitar 2,97 tahun. Namun, hasil AHP menunjukkan bahwa pengambil keputusan PT PIT lebih memilih strategi sewa operasional, dengan presentasi 59%. Proyek penambahan kapal tunda akan dimulai paling lambat 1 Juli 2025 dan selesai 16 Oktober 2025. Pemantauan penanganan risiko akan dilakukan sepanjang proyek. Pendekatan gabungan ini membuat layanan kapal tunda PT PIT lebih andal, meningkatkan logistik maritim, dan membuat perusahaan lebih tangguh dalam jangka panjang.