Pengamatan astronomi memerlukan ketelitian tinggi untuk menghasilkan citra
yang jernih dan akurat. Untuk beberapa rentang panjang gelombang, seperti
radio dan cahaya tampak, dapat terhindar dari kontaminasi atmosfer, tapi
bukan berarti tanpa ada gangguan lain. Gangguan tersebut muncul akibat
adanya turbulensi atmosfer, dikenal sebagai seeing, yang menghasilkan perubahan
posisi objek benda langit. Efek ini mengakibatkan citra astronomi
menjadi buram atau berdenyut-denyut, yang mengurangi ketajaman dan kejelasan
gambar yang direkam. Studi ini memiliki tujuan untuk mencari korelasi
antara parameter atmosfer dari data reanalisis ERA5 dengan nilai seeing hasil
pengamatan. Melalui pemahaman mendalam terhadap hubungan antara
kondisi atmosfer dan kualitas seeing, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi signifikan dalam menemukan dan merekomendasikan lokasilokasi
terbaik untuk dijadikan sebagi lokasi observatorium astronomi. Hasil
menunjukkan distribusi nilai FWHM seeing yang diperoleh cukup berhimpit
dengan nilai seeing hasil pengamatan untuk wilayah Observatorium Mauna
Kea. Temuan ini menggunakan data nilai kecepatan angin dalam berbagai
tingkat ketinggian, mulai dari 110,9 meter hingga 32,4 kilometer yang kemudian
dimasukkan dalam fungsi parameter struktur indeks bias (C2n
) dan Fried
Parameter (r0).