digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengamatan astronomi memerlukan ketelitian tinggi untuk menghasilkan citra yang jernih dan akurat. Untuk beberapa rentang panjang gelombang, seperti radio dan cahaya tampak, dapat terhindar dari kontaminasi atmosfer, tapi bukan berarti tanpa ada gangguan lain. Gangguan tersebut muncul akibat adanya turbulensi atmosfer, dikenal sebagai seeing, yang menghasilkan perubahan posisi objek benda langit. Efek ini mengakibatkan citra astronomi menjadi buram atau berdenyut-denyut, yang mengurangi ketajaman dan kejelasan gambar yang direkam. Studi ini memiliki tujuan untuk mencari korelasi antara parameter atmosfer dari data reanalisis ERA5 dengan nilai seeing hasil pengamatan. Melalui pemahaman mendalam terhadap hubungan antara kondisi atmosfer dan kualitas seeing, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menemukan dan merekomendasikan lokasilokasi terbaik untuk dijadikan sebagi lokasi observatorium astronomi. Hasil menunjukkan distribusi nilai FWHM seeing yang diperoleh cukup berhimpit dengan nilai seeing hasil pengamatan untuk wilayah Observatorium Mauna Kea. Temuan ini menggunakan data nilai kecepatan angin dalam berbagai tingkat ketinggian, mulai dari 110,9 meter hingga 32,4 kilometer yang kemudian dimasukkan dalam fungsi parameter struktur indeks bias (C2n ) dan Fried Parameter (r0).