Dalem Keputren Pracimosono di Pura Mangkunegaran merupakan tempat tinggal
dengan karakter kehidupan komunal di wilayah inti istana K.G.P.A.A.
Mangkunagoro, yang khusus dihuni oleh para putri dan permaisuri. Penelitian ini
memfokuskan pada nilai perempuan Jawa berdasarkan pola pikir Mangkunegaran
sebagai subjek dan nilai estetik pada objek penelitian berupa ruang-ruang pada
Dalem Keputren Pracimosono di Pura Mangkunegaran.
Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan nilai-nilai perempuan Jawa dan nilai
estetik ruang pada Dalem Keputren dalam budaya Mangkunegaran secara
konstekstual. Hal tersebut dilakukan untuk melihat hubungan antara penghuni dan
ruang huniannya. Berdasarkan hubungan subjek - objek dan karakter datanya, maka
penelitian dilakukan dengan metodologi penelitian kualitatif dan menerapkan
metode etnografi, agar dapat menyusun dan mengembangkan teori berdasarkan
data empiris. Sumber data terdiri atas sumber lisan, tertulis, dan artefak budaya.
Sumber lisan meliputi informan para putri K.G.P.A.A. Mangkunagoro dan
keluarga, abdi dalem, ahli arsitektur Jawa, sejarawan, dan budayawan. Sumber
tertulis berupa babad, serat-serat piwulang, arsip, dan dokumen kesejarahan terkait
peristiwa kehidupan para putri, permaisuri, dan Praja Mangkunegaran, serta sumber
artefak berupa ruang-ruang pada Dalem Keputren Pracimosono. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dokumentasi atau perekaman,
studi kepustakaan, analisis dokumen, dan observasi. Metode analisis menerapkan
analisis tematik etnografi. Validitas data menggunakan triangulasi data, dengan
konfirmasi dari berbagai sumber data. Peneliti menerapkan prosedur penelitian
dengan merencanakan penelitian, mengumpulkan data, mengidentifikasi,
menganalisis, mendeskripsikan nilai perempuan Jawa Mangkunegaran,
merumuskan nilai estetik ruang, dan mengkaji hubungan nilai perempuan Jawa dan
nilai estetik ruang pada Dalem Keputren Pracimosono.
Manfaat secara teoritik adalah (1) terdeskripsikannya konsep nilai perempuan Jawa
yang selama ini dikenali melalui serat, tuturan para putri, kerabat Karaton
Kasunanan Surakarta, dan kerabat Mangkunegaran, pendapat masyarakat, pakar
sejarah, dan pakar budaya Jawa. Terdeskripsikannya konsep laku pada ruang-ruang
ii
Dalem Keputren Pracimosono berdasarkan nilai estetik bangunan Jawa; (2)
Manfaat praktis, berkontribusi menjadi rujukan konseptual gagasan perancangan
ruang, yang menerapkan nilai estetik bangunan Jawa secara kontekstual. Hasil
penelitian adalah (1) Nilai perempuan Jawa Mangkunegaran merupakan
implementasi dari naskah Babad Tutur karya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I, seratserat piwulang perempuan karya K.G.P.A.A Mangkunagoro IV, bahwa kecantikan
mereka bersumber dari kecantikan batin yang membentuk kecantikan lahirnya. (a)
Nilai perempuan Jawa – Mangkunegaran terbentuk oleh nilai yang mencerminkan
kualitas diri secara individu; (b) nilai yang mencerminkan kualitas diri di lingkup
budaya; (c) nilai yang mencerminkan kualitas di lingkup sosial. Nilai perempuan
Jawa - Mangkunegaran terwakili oleh nilai wanitå sebagai kåncå wingking,
meliputi nilai hedonisme, nilai kekuasaan, dan nilai universalisme. (2) Letak Dalem
Keputren Pracimosono sebagai implementasi prinsip rukun dan hormat dalam etika
Jawa, sekaligus sebagai bentuk kontrol kekuasaan Adipati Mangkunegaran dengan
stratifikasi status dan teritori perempuan; desain interior Bangsal Pracimoyoso dan
Emperan Bale Warni berkonsep tempat dengan nilai estetik yang terbentuk oleh;
(a) Estetika Sumber: ruang pada Dalem Keputren Pracimosono merupakan bagian
dari pusat budaya Jawa-Mangkunegaran; (b) Estetika Pengalaman: Bangsal
Pracimoyoso dan Emperan Bale Warni merupakan bentuk dan guna dalam tiga
periode kepemimpinan era K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII-IX, menunjukkan sifat
fleksibilitas dan adaptif terhadap kebutuhan setiap aktivitas dan peristiwa di Dalem
Keputren Pracimosono. Ruang-ruang pada Dalem Keputren Pracimosono sebagai
tempat spiritual dan tempat keakraban para penghuninya. Mereka memaknai Dalem
Keputren Pracimosono melalui praktik kehidupan komunal sebagai tempat laku.
Laku merupakan upaya para putri memperoleh nilai wanitå dalam peran kåncå
wingking, yang menempatkan perempuan pada nilai spiritualitas tertinggi
(terhormat) melalui simbol Wara Shrikandi sebagai Ksatriya Pinandhita
Mangkunegaran. (c) Estetika Properti: Bangsal Pracimoyoso memiliki sifat kualitas
estetik formal dan impresi kemaharajaan, dinamis, luwes, adaptif dan feminin,
sedangkan Emperan Bale Warni bersifat informal dan sederhana, kokoh, tegas,
kompak, dinamis, luwes, dan adaptif; (d) Estetika Empiris: Bangsal Pracimoyoso
merupakan wujud genius dan visioner K.G.P.A.A Mangkunagoro VII dalam bentuk
inovasi bangunan dengan konsep wastu citra Jawa. Bangunan tersebut memberikan
pengalaman batin sarasmi, hita, apik, dan asri. Hasil dari nilai estetik ruang adalah
wujud pemaknaan konsep ruang menjadi konsep tempat melalui aktivitas komunal,
sedangkan dari sisi nilai perempuan Jawa – Mangkunegaran, Dalem Keputren
Pracimosono merupakan konsep ruang dalam arti wilayah inti diri untuk
mengaktualisasikan nilai wanitå melalui nilai hedonisme, nilai kekuasaan, dan nilai
universalisme; (3) Hubungan nilai perempuan Jawa - Mangkunegaran dan nilai
estetik ruang pada Dalem Keputren Pracimosono periode K.G.P.A.A.
Mangkunagoro VII-IX mengalami penurunan, dari bernilai kuat menjadi bernilai
sedang. Namun nilai hubungan tersebut tetap menunjukkan konsep kesempurnaan
hidup yang menjadi esensi estetika luhur Mangkunegaran dan dapat disebut sebagai
Estetika Paramita Dyana.