digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dhian Lestari Hastuti
PUBLIC Open In Flip Book Noor Pujiati.,S.Sos

Dalem Keputren Pracimosono di Pura Mangkunegaran merupakan tempat tinggal dengan karakter kehidupan komunal di wilayah inti istana K.G.P.A.A. Mangkunagoro, yang khusus dihuni oleh para putri dan permaisuri. Penelitian ini memfokuskan pada nilai perempuan Jawa berdasarkan pola pikir Mangkunegaran sebagai subjek dan nilai estetik pada objek penelitian berupa ruang-ruang pada Dalem Keputren Pracimosono di Pura Mangkunegaran. Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan nilai-nilai perempuan Jawa dan nilai estetik ruang pada Dalem Keputren dalam budaya Mangkunegaran secara konstekstual. Hal tersebut dilakukan untuk melihat hubungan antara penghuni dan ruang huniannya. Berdasarkan hubungan subjek - objek dan karakter datanya, maka penelitian dilakukan dengan metodologi penelitian kualitatif dan menerapkan metode etnografi, agar dapat menyusun dan mengembangkan teori berdasarkan data empiris. Sumber data terdiri atas sumber lisan, tertulis, dan artefak budaya. Sumber lisan meliputi informan para putri K.G.P.A.A. Mangkunagoro dan keluarga, abdi dalem, ahli arsitektur Jawa, sejarawan, dan budayawan. Sumber tertulis berupa babad, serat-serat piwulang, arsip, dan dokumen kesejarahan terkait peristiwa kehidupan para putri, permaisuri, dan Praja Mangkunegaran, serta sumber artefak berupa ruang-ruang pada Dalem Keputren Pracimosono. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dokumentasi atau perekaman, studi kepustakaan, analisis dokumen, dan observasi. Metode analisis menerapkan analisis tematik etnografi. Validitas data menggunakan triangulasi data, dengan konfirmasi dari berbagai sumber data. Peneliti menerapkan prosedur penelitian dengan merencanakan penelitian, mengumpulkan data, mengidentifikasi, menganalisis, mendeskripsikan nilai perempuan Jawa Mangkunegaran, merumuskan nilai estetik ruang, dan mengkaji hubungan nilai perempuan Jawa dan nilai estetik ruang pada Dalem Keputren Pracimosono. Manfaat secara teoritik adalah (1) terdeskripsikannya konsep nilai perempuan Jawa yang selama ini dikenali melalui serat, tuturan para putri, kerabat Karaton Kasunanan Surakarta, dan kerabat Mangkunegaran, pendapat masyarakat, pakar sejarah, dan pakar budaya Jawa. Terdeskripsikannya konsep laku pada ruang-ruang ii Dalem Keputren Pracimosono berdasarkan nilai estetik bangunan Jawa; (2) Manfaat praktis, berkontribusi menjadi rujukan konseptual gagasan perancangan ruang, yang menerapkan nilai estetik bangunan Jawa secara kontekstual. Hasil penelitian adalah (1) Nilai perempuan Jawa Mangkunegaran merupakan implementasi dari naskah Babad Tutur karya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I, seratserat piwulang perempuan karya K.G.P.A.A Mangkunagoro IV, bahwa kecantikan mereka bersumber dari kecantikan batin yang membentuk kecantikan lahirnya. (a) Nilai perempuan Jawa – Mangkunegaran terbentuk oleh nilai yang mencerminkan kualitas diri secara individu; (b) nilai yang mencerminkan kualitas diri di lingkup budaya; (c) nilai yang mencerminkan kualitas di lingkup sosial. Nilai perempuan Jawa - Mangkunegaran terwakili oleh nilai wanitå sebagai kåncå wingking, meliputi nilai hedonisme, nilai kekuasaan, dan nilai universalisme. (2) Letak Dalem Keputren Pracimosono sebagai implementasi prinsip rukun dan hormat dalam etika Jawa, sekaligus sebagai bentuk kontrol kekuasaan Adipati Mangkunegaran dengan stratifikasi status dan teritori perempuan; desain interior Bangsal Pracimoyoso dan Emperan Bale Warni berkonsep tempat dengan nilai estetik yang terbentuk oleh; (a) Estetika Sumber: ruang pada Dalem Keputren Pracimosono merupakan bagian dari pusat budaya Jawa-Mangkunegaran; (b) Estetika Pengalaman: Bangsal Pracimoyoso dan Emperan Bale Warni merupakan bentuk dan guna dalam tiga periode kepemimpinan era K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII-IX, menunjukkan sifat fleksibilitas dan adaptif terhadap kebutuhan setiap aktivitas dan peristiwa di Dalem Keputren Pracimosono. Ruang-ruang pada Dalem Keputren Pracimosono sebagai tempat spiritual dan tempat keakraban para penghuninya. Mereka memaknai Dalem Keputren Pracimosono melalui praktik kehidupan komunal sebagai tempat laku. Laku merupakan upaya para putri memperoleh nilai wanitå dalam peran kåncå wingking, yang menempatkan perempuan pada nilai spiritualitas tertinggi (terhormat) melalui simbol Wara Shrikandi sebagai Ksatriya Pinandhita Mangkunegaran. (c) Estetika Properti: Bangsal Pracimoyoso memiliki sifat kualitas estetik formal dan impresi kemaharajaan, dinamis, luwes, adaptif dan feminin, sedangkan Emperan Bale Warni bersifat informal dan sederhana, kokoh, tegas, kompak, dinamis, luwes, dan adaptif; (d) Estetika Empiris: Bangsal Pracimoyoso merupakan wujud genius dan visioner K.G.P.A.A Mangkunagoro VII dalam bentuk inovasi bangunan dengan konsep wastu citra Jawa. Bangunan tersebut memberikan pengalaman batin sarasmi, hita, apik, dan asri. Hasil dari nilai estetik ruang adalah wujud pemaknaan konsep ruang menjadi konsep tempat melalui aktivitas komunal, sedangkan dari sisi nilai perempuan Jawa – Mangkunegaran, Dalem Keputren Pracimosono merupakan konsep ruang dalam arti wilayah inti diri untuk mengaktualisasikan nilai wanitå melalui nilai hedonisme, nilai kekuasaan, dan nilai universalisme; (3) Hubungan nilai perempuan Jawa - Mangkunegaran dan nilai estetik ruang pada Dalem Keputren Pracimosono periode K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII-IX mengalami penurunan, dari bernilai kuat menjadi bernilai sedang. Namun nilai hubungan tersebut tetap menunjukkan konsep kesempurnaan hidup yang menjadi esensi estetika luhur Mangkunegaran dan dapat disebut sebagai Estetika Paramita Dyana.