Gut-brain axis merupakan mekanisme kompleks yang menghubungkan mikrobiota usus
dengan otak dan telah dikaitkan dengan gangguan neurologis seperti depresi. Gangguan
mikrobiota usus dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk pola makan dan penggunaan
antibiotik. Siprofloksasin, sebagai antibiotik spektrum luas yang sering diresepkan secara oral,
memiliki potensi tinggi untuk mengganggu mikrobiota usus dan menyebabkan disbiosis.
Penurunan motilitas usus yang ditunjukkan oleh gejala konstipasi pada pasien depresi dapat
menciptakan siklus disbiosis-depresi-penurunan motilitas usus yang memperburuk perilaku
depresi. Pati resisten pisang dan laktulosa, yang bersifat laksatif dan prebiotik, berpotensi
memutus siklus ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mekanisme terjadinya depresi dan perubahan
absorpsi akibat siprofloksasin oral dosis berulang, serta mengidentifikasi target kerja laktulosa
dan pati resisten pisang dalam mencegah depresi dan normalisasi absorpsi obat. Selain itu,
penelitian ini juga mengevaluasi efektivitas laktulosa dan pati resisten pisang dalam
pencegahan depresi dan normalisasi absorpsi.
Penelitian menggunakan uji renang paksa dan sucrose preference untuk mengevaluasi perilaku
depresi pada tikus model. ELISA digunakan untuk mengukur kadar sitokin proinflamasi dan
neurotransmiter di hipokampus dan prefrontal korteks otak. Pengukuran pH kolon dilakukan
menggunakan kertas indikator pH, dan panjang lintasan dari pilorus ke sekum digunakan
sebagai parameter motilitas usus. Korelasi dan regresi linear sederhana digunakan untuk
analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian siprofloksasin menginduksi gejala perilaku
depresi pada tikus model hingga hari ke-15, namun kembali normal pada hari ke-22. Induksi
siprofloksasin dalam menginduksi perilaku depresi pada uji korelasi menunjukkan hubungan
signifikan antara serotonin di hipokampus dengan FST (R² = 51,59%), serotonin di prefrontal
korteks dengan FST (R² = 32,64%), NF-?B di prefrontal korteks dengan FST (R² = 50,74%),
kortisol di prefrontal korteks dengan FST (R² = 35,43%), serotonin di prefrontal korteks dengan
SPT (R² = 37,99%), NF-?B di prefrontal korteks dengan SPT (R² = 59,11%), kortisol di
prefrontal korteks dengan SPT (R² = 29,8%), IL-6 (prefrontal korteks) dengan FST (R² = 46,83
%), serotonin di hipokampus dengan SPT (R² = 44,52%) motilitas usus dengan serotonin
(hipokampus) (R² = 60,36%), motilitas usus dengan serotonin (prefrontal korteks) (R² =
43,66%), pH kolon dengan serotonin (hipokampus) (R² = 41,9 %). Sedangkan pada induksi
siprofloksasin dalam menggangu absorpsi pada uji korelasi menunjukkan hubungan yang
signifikan antara pH duodenum dengan AUC (R² = 30,02%), dan pH jejunum dengan AUC
(R² = 30,02%). Hasil korelasi dalam menentukan target kerja laktulosa menunjukkan hubungan
yang signifikan antara serotonin di hipokampus dengan SPT (R² = 96%), serotonin di
hippocampus dengan FST (R² = 99,71%), kortisol di prefrontal korteks dengan SPT (R² =
95,39%), serotonin di prefrontal korteks dengan SPT (R² = 91,5%), IL-6 di prefrontal korteks
dengan FST (R² = 99,33%), motilitas usus dengan FST (R² = 98,05%), dan pH (kolon) dengan
SPT (R² = 97,89%).
Siprofloksasin menginduksi depresi dengan menekan motilitas usus, serotonin di hipokampus
dan prefrontal korteks, serta meningkatkan pH kolon, kortisol, IL-6, dan NF-?B di prefrontal
korteks. Laktulosa berpotensi menghambat perilaku depresi melalui modulasi serotonin di
hipokampus, sedangkan pati resisten pisang menghambat perilaku depresi melalui modulasi
serotonin di hipokampus dan prefrontal korteks, mengurangi produksi kortisol dan IL-6 di
prefrontal korteks, meningkatkan motilitas usus, dan menurunkan pH kolon. Selain itu baik
pati resisten pisang dan laktulosa menunjukkan efektifitas dalam menghambat perilaku depresi
dan menurunkan absorpsi pada pemberian siprofloksasin dosis berulang. Selain itu, Penelitian
ini juga menawarkan metode analisis baru dengan menggunakan uji korelasi dan regresi linear
sederhana untuk menentukan mekanisme kerja induser serta target kerja dari terapi. Penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi hubungan antara motilitas usus, mikrobiota, dan
perilaku depresi.
Perpustakaan Digital ITB