digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada zaman sekarang, gaya fashion vintage telah menjadi sebuah tren yang signifikan dalam industri fashion, menarik minat banyak individu terhadap pakaian dan aksesoris yang mencerminkan elemen-elemen dari masa lalu. Penelitian ini memiliki tujuan utama dalam menggali serta memahami persepsi individu terhadap gaya fashion bergaya vintage dan dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan mengadopsi metode semantik diferensial untuk mengukur persepsi Generasi Z terhadap produk-produk dengan gaya vintage. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam membentuk persepsi individu terhadap gaya vintage, seperti pengaruh tren fashion dan budaya. Pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai kompleksitas persepsi terhadap gaya vintage dalam dunia fashion memiliki potensi kontribusi yang besar terhadap pemahaman mengenai bagaimana individu berinteraksi dengan produk fashion dari masa lalu. Namun, persepsi generasi Z terkait produk fashion bergaya vintage masih jarang menjadi fokus penelitian, sehingga penelitian ini muncul sebagai usaha untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ketertarikan generasi Z khususnya alumni sekolah fashion desain ESMOD, serta pemahamannya terhadap tren fashion di Indonesia melalui persepsi yang dibangun. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah pengetahuan yang ada dan membawa pemahaman yang lebih mendalam tentang peran gaya vintage dalam industri fashion di Indonesia serta pengaruhnya terhadap persepsi individu. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pilihan gaya fashion yang lebih disukai atau diterima cenderung gaya fashion vintage ada pada tahun 1990, meskipun Gen Z memandang gaya fashion pada tahun 1970 merupakan fashion yang dinyatakan vintage. Hal tersebut bisa disebabkan karena adanya referensi gaya fashion yang berbeda, adanya role model, struktur sosial dan juga peran dari media sosial yang turut mempengaruhi pembentukan persepsi mereka.