Keberlanjutan telah menjadi sorotan utama dalam agenda industri fesyen, terkait urgensi untuk bergerak menuju praktik yang bertanggung jawab di tengah meningkatnya jumlah pelanggan. Namun, ketika merek-merek berkelanjutan tersebut mengalami lonjakan popularitas, mereka dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan bisnis mereka sambil tetap mempertahankan nilai-nilai etika. House of Majik, sebuah merek yang pertama kali dikenal sebagai merek upcycling, menghadapi tantangan dan peluang untuk menyelaraskan kembali model bisnisnya di tengah kerumitannya dalam mengelola toko multi-merek. Inisiatif berkelanjutan yang telah tertinggal perlu diatasi agar House of Majik dapat kembali fokus pada identitas awalnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan merumuskan strategi bisnis untuk House of Majik, mendefinisikan kembali model bisnisnya sebagai sebuah merek fesyen berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja konseptual yang menggunakan beberapa langkah dan alat bantu, seperti Pemindaian Lingkungan Bisnis melalui Analisis Eksternal (PESTEL, Porter's Five Forces, dan Analisis Pesaing), Analisis Internal (Analisis Rantai Nilai).
Selain itu, analisis Value Proposition juga dilakukan untuk memahami nilai pelanggan dan menciptakan nilai perusahaan yang lebih terkait dengan pelanggan. Analisis kualitatif dilakukan dengan mewawancarai pelanggan yang pernah membeli produk fesyen berkelanjutan untuk mengetahui motif, kebutuhan, dan preferensi mereka. Analisis data diolah dengan menggunakan analisis tematik dan analisis SWOT, dengan triangulasi data. Temuan kemudian diformulasikan ke dalam strategi dengan menggunakan Analisis Matriks TOWS.
Hasil dari penelitian ini menyarankan House of Majik untuk mengadopsi strategi bisnis diferensiasi fokus, karena strategi ini adalah yang paling tepat untuk meningkatkan eksklusivitas dan kreativitas yang melekat pada produk daur ulang yang berbeda dengan produk yang diproduksi secara massal. Pada akhirnya, strategi ini digunakan untuk mendefinisikan ulang Business Model Canvas dengan rencana implementasi lebih lanjut yaitu inisiatif pengembangan produk baru, inisiatif gerakan online, inisiatif gerakan offline, dan inisiatif pendukung lainnya untuk memperkuat strategi bisnis yang telah ditentukan.