Transisi global menuju energi terbarukan, didorong oleh imperatif lingkungan dan
penipisan bahan bakar fosil konvensional, menegaskan peran kritis energi surya
dalam mencapai produksi listrik yang berkelanjutan. Indonesia, yang dikaruniai
sinar matahari berlimpah dan berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada
tahun 2060, memberikan dasar yang meyakinkan untuk merangkul energi surya,
terutama melalui solusi inovatif seperti sistem fotovoltaik mengapung (PV).
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis canggih mengenai Kelayakan
Tekno-Ekonomi proyek PV surya mengapung Cirata 145 MW di Indonesia, dengan
menggunakan program RETScreen. Fokus utamanya adalah pada evaluasi
komprehensif kelayakan keuangan, potensi pengurangan emisi karbon, dan
penyediaan rekomendasi pragmatis untuk optimalisasi proyek. Pertanyaan
penelitian berpusat pada kelayakan ekonomi proyek PV surya mengapung Cirata
dan efektivitasnya dalam mengurangi emisi karbon. Studi ini menyelami berbagai
skenario yang melibatkan pajak emisi karbon, tarif listrik, dan tingkat bunga
pinjaman, mengatasi kesenjangan kritis dalam penelitian yang ada. Analisis teknoekonomi
dengan tegas menetapkan kelayakan keuangan proyek Cirata dalam
kondisi tarif dan pajak karbon yang berlaku. Namun, analisis sensitivitas menyoroti
kerentanannya terhadap variasi parameter, menekankan perlunya manajemen risiko
yang cermat. Rekomendasi melibatkan penerapan kredit pajak karbon sebesar 50
USD per metrik ton CO2, penyesuaian tarif proyek Cirata, dan alokasi sumber daya
secara strategis untuk sistem PV surya mengapung yang ramah lingkungan
perkotaan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa, sementara proyek Cirata
menjanjikan bagi tujuan energi terbarukan Indonesia, penilaian risiko yang cermat
dan pemenuhan standar internasional sangat penting untuk menarik minat investor.
Studi ini memberikan wawasan berharga yang disesuaikan untuk pembuat
kebijakan, investor, dan peneliti yang aktif terlibat dalam memajukan inisiatif
energi berkelanjutan.