digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Transisi global menuju energi terbarukan, didorong oleh imperatif lingkungan dan penipisan bahan bakar fosil konvensional, menegaskan peran kritis energi surya dalam mencapai produksi listrik yang berkelanjutan. Indonesia, yang dikaruniai sinar matahari berlimpah dan berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060, memberikan dasar yang meyakinkan untuk merangkul energi surya, terutama melalui solusi inovatif seperti sistem fotovoltaik mengapung (PV). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis canggih mengenai Kelayakan Tekno-Ekonomi proyek PV surya mengapung Cirata 145 MW di Indonesia, dengan menggunakan program RETScreen. Fokus utamanya adalah pada evaluasi komprehensif kelayakan keuangan, potensi pengurangan emisi karbon, dan penyediaan rekomendasi pragmatis untuk optimalisasi proyek. Pertanyaan penelitian berpusat pada kelayakan ekonomi proyek PV surya mengapung Cirata dan efektivitasnya dalam mengurangi emisi karbon. Studi ini menyelami berbagai skenario yang melibatkan pajak emisi karbon, tarif listrik, dan tingkat bunga pinjaman, mengatasi kesenjangan kritis dalam penelitian yang ada. Analisis teknoekonomi dengan tegas menetapkan kelayakan keuangan proyek Cirata dalam kondisi tarif dan pajak karbon yang berlaku. Namun, analisis sensitivitas menyoroti kerentanannya terhadap variasi parameter, menekankan perlunya manajemen risiko yang cermat. Rekomendasi melibatkan penerapan kredit pajak karbon sebesar 50 USD per metrik ton CO2, penyesuaian tarif proyek Cirata, dan alokasi sumber daya secara strategis untuk sistem PV surya mengapung yang ramah lingkungan perkotaan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa, sementara proyek Cirata menjanjikan bagi tujuan energi terbarukan Indonesia, penilaian risiko yang cermat dan pemenuhan standar internasional sangat penting untuk menarik minat investor. Studi ini memberikan wawasan berharga yang disesuaikan untuk pembuat kebijakan, investor, dan peneliti yang aktif terlibat dalam memajukan inisiatif energi berkelanjutan.