Kegiatan pembukaan lahan pasca penambangan mengakibatkan terdedahnya
batuan mengandung mineral sulfida yang memiliki potensi menghasilkan air asam
tambang (AAT). Jika air asam tersebut dibiarkan mengalir ke dalam sistem
perairan, dapat menimbulkan dampak lingkungan yang substantial. Air asam
tambang yang berasal dari dinding tambang memiliki andil utama dalam masalah
pencemaran lingkungan ketika tidak dikelola secara efektif. Penting untuk
memastikan bahwa air yang mengalir dari lokasi penambangan selalu memenuhi
standar kualitas air yang telah ditetapkan, baik selama proses penambangan
berlangsung maupun pada saat pascatambang.
PIT C1E merupakan salah satu area penambangan yang dimiliki oleh PT Berau
Coal yang berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Pit C1E
direncanakan akan memasuki pascatambang pada April 2025 dan pada life of
mine (LOM) akan membentuk danau pascatambang (pit lake). Prediksi kualitas
air danau pascatambang dikembangkan untuk melakukan proyeksi kualitas air
yang akan terbentuk. Prediksi kualitas air dilakukan dengan pencampuran
(mixing) air lindian pada tiap elevasi dinding pit berdasarkan klasifikasi geokimia
menggunakan perangkat lunak PHREEQC. Input data yang digunakan:
karakteristik geokimia, data curah hujan, kualitas air lindian sampel, kandungan
mineral pada batuan, dan area serta volume dengan basis klasifikasi geokimia
batuan.
Berdasarkan pemodelan kualitas air, terutama nilai pH yang akan terbentuk ketika
danau pascatambang mencapai elevasi maksimum adalah 4,6 serta nilai logam Fe
dan Mn yang masih tersisa sebesar 44,20 mg/L dan 0,57 mg/L, sehingga kualitas
air yang akan terbentuk belum memenuhi baku mutu yang berlaku. Untuk
memperoleh kualitas air danau pascatambang yang sesuai dengan baku mutu
lingkungan, pada penelitian ini dilakukan simulasi pengelolaan AAT dengan
penambahan material alkali CaCO3, dengan in stu treatment. Penambahan CaCO3
dilakukan dengan dua sekanrio yang berbeda, skenario stratifikasi treatment dan
final treatment, menghasilkan kualitas air dengan nilai pH 7,6, konsentrasi nilai Fe
sebesar <0,0001 mg/L dan Mn sebesar 0,46 mg/L dengan kebutuhan bahan alkali
678,45 ton CaCO3 untuk skenario stratfikasi treatment, dan skenario final
treatment diperoleh kualitas air dengan nilai pH 7,3, konsentrasi nilai Fe dan Mn
masing-masing sebesar <0,0001 mg/L dan 0,58 mg/L dengan kebutuhan bahan
alkali 335,88 ton CaCO3. Alternatif ini dianggap cukup untuk menghasilkan air
keluaran yang memenuhi standar kualitas air yang ditetapkan dalam peraturan
tambang batubara.