Abstrak - Nadia Shafa Khairani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar
unggulan di Indonesia dengan permintaan global diperkirakan mencapai ±7,3 juta
ton pada tahun 2030. Kondisi ini mendorong pengembangan sistem akuakultur
yang efisien dan berkelanjutan. Akan tetapi, pada saat ini masih umum digunakan
sistem akuakultur terbuka yang memiliki keterbatasan dalam kapasitas budi daya,
pengelolaan limbah nitrogen, dan pengendalian kualitas air. Sebagai alternatif,
dikembangkan sistem akuakultur tertutup, salah satunya berbasis hibrid bioflok
dan Recirculating Aquaculture System (RAS) yang menggabungkan biofiltrasi
eksternal dan daur ulang nutrien in situ. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis suksesi komunitas mikroba pada air dan biofilm substrat biofilter
serta hubungannya dengan kualitas air dan performa budi daya ikan nila dalam
sistem akuakultur tertutup: hibrid bioflok-RAS. Penelitian dilakukan selama 60
hari dengan kepadatan tebar masing-masing sistem hibrid sebanyak 150 ekor per
200 liter. Parameter yang diamati meliputi kualitas air (suhu, pH, DO, TAN, NO?-
N, NO?-N) harian, mikrobiologis (spread plate pada Nutrient Agar dan
Winogradsky Agar dari sampel air dan substrat biofilter) yang diambil pada lima
titik waktu (awal dan akhir pengondisian biofilter, awal, tengah, dan akhir masa
budi daya), serta pengukuran parameter biologis mingguan. Selanjutnya,
dilakukan analisis suksesi komunitas mikroba, statistik, dan identifikasi
pembentukan biofilm menggunakan SEM. Hasil menunjukkan total kelimpahan
6
mikroba pada air dan biofilm substrat meningkat dari awal budi daya (heterotrof:
1,71×10?; nitrifikasi: 1,03×10?) dan tetap tinggi serta stabil sejak pertengahan
(heterotrof: 5,9×10?; nitrifikasi: 7,18×10?) hingga akhir budi daya (heterotrof:
9,75×10?; nitrifikasi: 1,11×10?). Ditemukan pula adanya seleksi dan suksesi
komunitas mikroba selama masa budi daya, ditandai dengan pergeseran
dominansi isolat heterotrof dari N21 ke N01 pada air biofilter, serta pergantian
dominansi isolat nitrifikasi dari N01 ke N11 pada biofilm substrat dan kodominansi
kedua isolat pada air biofilter. Diversitas heterotrof meningkat di air
biofilter pada akhir budi daya (1,04), sementara dominansi stabil dan tinggi di
biofilm substrat. Adapun pada mikroba nitrifikasi, indeks diversitas dan
dominansi kedua sampel menunjukkan nilai yang fluktuatif dengan dominansi
mutlak (1,00) di biofilm substrat pada akhir budi daya. Indeks disimilaritas Bray-
Curtis menunjukkan bahwa komunitas mikroba heterotrof dan nitrifikasi pada air
dan biofilm substrat memiliki kemiripan tinggi pada masa pertengahan hingga
akhir budi daya yang cenderung berbeda dengan komunitas pada masa
pengondisian biofilter hingga awal budi daya. Berdasarkan hasil identifikasi SEM,
terlihat biofilm mulai terbentuk pada akhir pengondisian biofilter dan mengalami
perkembangan hingga akhir masa budi daya. Selama masa budi daya, parameter
kualitas air berada dalam kisaran optimal dengan kadar TAN akhir sebesar 1,16 ±
1,58 ppm (Sistem A) dan 1,14 ± 1,50 ppm (Sistem B), serta kadar nitrit akhir 1,20
± 0,63 dan 1,42 ± 0,65 ppm. Kondisi ini mendukung biomassa tinggi (10,18 ±
0,26 kg dan 10,52 ± 0,35 kg) dan efisiensi rasio konversi pakan (FCR) yang baik,
masing-masing sebesar 1,87 ± 0,06 dan 1,89 ± 0,15. Hasil ini menunjukkan bahwa
suksesi mikroba dalam biofilter berkontribusi pada pembentukan komunitas yang
fungsional dan stabil, memperkuat kemampuan sistem dalam mengolah senyawa
nitrogen, dan meningkatkan performa budi daya. Rekomendasi penelitian lanjutan
mencakup analisis fisiologis dan pendekatan metagenomik untuk mengidentifikasi
spesies mikroba dominan guna memahami lebih dalam peran spesifiknya dalam
ekosistem biofiltrasi.
Perpustakaan Digital ITB