digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gidion Tefa
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

Air menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan penambangan. Daerah studi terletak di Pulau Wawonii Bagian Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum dan pengaruh aktivitas penambangan terhadap keberadaan sumberdaya air permukaan dan airtanah di lokasi bukaan tambang, mengetahui potensi air permukaan dan airtanah yang akan masuk ke bukaan tambang, dan membuat rekomendasi rencana sistem penyaliran tambang untuk mengendalikan air tambang. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menganalisa kondisi hidrologi dan hidrogeologi daerah studi. Hasil studi menunjukkan bahwa berdasarkan posisinya rencana bukaan tambang GPK akan mempengaruhi DAS Rokoroko, dan sebagian kecil DAS Nambojaya. Sedangkan rencana tambang BKM akan mempengaruhi DAS Mosolo dan DAS Nambojaya. Keberadaan airtanah di lokasi rencana bukaan tambang berada pada sistem airtanah laterit dan ultramafik terkekarkan. Pada pit GKP terdapat 7 sub-catchment yang terdapat inflow airtanah. Sedangkan pada pit BKM hanya terdapat 2 sub-Catchment yang terdapat inflow airtanah dengan debit yang kecil. Rencana bukaan tambang GKP terbagi menjadi 8 sub-catchment, dimana arah aliran pada 6 sub-catchment akan mengalir menuju 6 titik bottom pit (1GKP, 2GKP, 3GKP, 4GKP, 5GKP dan 6GKP) sehingga diperlukan Sump pada ke-6 titik tersebut, 1 sub-catchment (7GKP) mengalir mengikuti aliran alaminya menuju Selatan yang langsung masuk ke Settling Pond, dan 1 sub-catchment (8GKP) merupakan aliran yang berasal dari luar pit sebelah Utara. Aliran dari luar pit di bagian Utara memiliki catchment yang luas sehingga dibuat 2 saluran perimeter untuk mengurangi aliran air permukaan masuk ke pit. Pada pit GKP direncanakan 5 Settling Pond dengan masing-masing terdiri atas 3 kompartemen. Sementara rencana bukaan tambang BKM terbagi menjadi 9 sub-catchment, dimana arah aliran pada 5 sub-catchment akan mengalir menuju 5 titik bottom pit (1BKM, 2BKM, 3BKM, 4BKM dan 6BKM) sehingga perlu dibuat sump pada ke 5 titik tersebut. Sedangkan 4 catchment lainnya (5BKM, 7BKM, 8BKM dan 9BKM) mengalir cenderung mengikuti topografi atau aliran alami sehingga dibutuhkan 5 saluran untuk mengarahkan air ke Settling Pond. Pada pit BKM direncanakan 7 Settling Pond dengan masing-masing terdiri atas 3 kompartemen. Pompa yang digunakan untuk pemompaan adalah Pompa Multiflo 420 EX dengan kapasitas maksimum pompa 300 l/s atau 1080 m3/jam.