Hipertensi merupakan penyebab gangguan ginjal kronik melalui suatu proses yang mengakibatkan hilangnya sejumlah besar nefron fungsional yang progresif dan irreversible. Tekanan darah yang terkendali mempakan target terapi pasien gangguan ginjal kronik. The Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K/DOQI) of the national kidney foundation (NKF) merekomendasikan target tekanan darah pada pasien gangguan ginjal kronik Aalah < 130/80 mmHg sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Obat antihipertensi terhadap kualitas hidup pasien GGK yang menjalani hemodialisis di RSUP DR.Hasan Sadikin Bandung. Penelitian menggunakan desain studi analitik observasional yang dilakukan secara retrospektif dan konkuren dengan mengkaji data rekam medis dan status harian pasien selama periode Desember 2015-Febuari 2016 dan hasil pengisian kuisioner Kidney Disease and Quality of Life (KDQOL-36). Subyek penelitian merupakan pasien GGK yang menjalani hemodialisis dan mendapatkan terapi obat antihipertensi (OAH), laki-laki dan perempuan, usia lebih dari 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna penurunan tekanan darah sistolik l) dan diastolik (p=0,023) untuk setiap terapi OAH, kombinasi 2 OAH memberikan efek penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang paling baik dan berbeda bermakna (p=(),()()l). Kombinasi terapi 2 obat antihipertensi dapat anenurunkan tekanan darah (sistolik/diastolik) dan memberikan efek penurunan nilai kadar kreatinin serum yang paling baik diantara jenis terapi antihipertensi lainnya. Aspek gejala atau masalah terkait penyakit ginjal merupakan domain yang berperan terhadapan perbaikan kualitas hidup pasien, sedangkan aspek beban terkait penyakit ginjal merupakan domain yang berpengaluh terhadap perburukan kualitas hidup pasien.