Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang umum terjadi pada populasi geriatri dan menjadi
faktor risiko utama terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. Prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 34,1% (Riskesdas 2018). Perubahan fisiologis akibat penuaan memengaruhi
respons terapi, sehingga diperlukan evaluasi berkala. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
efektivitas pengobatan hipertensi, mengidentifikasi potensi interaksi obat, dan menilai kesesuaian
terapi berdasarkan kriteria Beers 2023 pada pasien geriatri dengan hipertensi primer. Penelitian
bersifat observasional retrospektif dengan pengambilan data dari rekam medis pasien di RSUD
Cibabat Kota Cimahi selama JanuariDesember 2024, kemudian dianalisis secara deskriptif dan
statistik. Sebanyak 42 pasien memenuhi kriteria inklusi, dengan total 126 data kunjungan dianalisis.
Hasil penelitian menunjukkan hanya 38% (16 pasien) mencapai target tekanan darah. Evaluasi
terapi antihipertensi menunjukkan ketidaktepatan dalam seleksi obat (4 kasus), ketidaktepatan
dosis obat (1 kasus), serta potensi interaksi obat antihipertensi (2 kasus). Ditemukan 54 potensi
interaksi obat lainnya, dengan mayoritas interaksi major dan moderate masing-masing sebesar
44,4% (24 interaksi). Berdasarkan Kriteria Beers, terdapat 129 kasus potensi ketidaksesuaian
penggunaan obat, terdiri dari kategori pertama (76,7%), kedua (8,5%), keempat (2,3%), dan kelima
(12,4%). Sebanyak 30 kasus teridentifikasi sebagai ketidaksesuaian terapi, dengan mayoritas pada
sistem gastrointestinal, terutama penggunaan lansoprazol yaitu 50,0% (15 kasus). Dari hasil
penelitian tersebut, efektivitas terapi hipertensi pada pasien geriatri di RSUD Cibabat masih rendah,
disertai tingginya potensi interaksi obat dan ketidaksesuaian terapi menurut Kriteria Beers,
sehingga diperlukan evaluasi rasionalitas pengobatan secara menyeluruh dan berkala.
Perpustakaan Digital ITB