Masyarakat kadangkala menggunakan pengobatan tradisional sebagai terapi komplementer
terutama pada penanganan penyakit kronis, seperti hipertensi dan diabetes melitus. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan obat tradisional pada pasien hipertensi dan
diabetes melitus. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional cross-sectional. Observasi
dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner tervalidasi kepada pasien hipertensi dan diabetes
melitus serta pengumpulan rekam medis di Puskesmas Ibrahim Adjie pada bulan Maret hingga
Mei 2025. Subjek penelitian terdiri atas 38 pasien yang menggunakan obat tradisional dan 56
pasien yang tidak menggunakan obat tradisional. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini, meliputi analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah
mentimun (Cucumis sativus) paling banyak digunakan oleh pasien hipertensi, sedangkan daun
sereh (Cymbopogon citratus) paling banyak digunakan oleh pasien diabetes melitus. Sebagian
besar pasien menggunakan obat tradisional untuk mengobati penyakit (86,84%) dengan frekuensi
penggunaan jika diperlukan (73,68%). Informasi pemanfaatan obat tradisional sebagian besar
pasien diperoleh dari teman (39,53%) dengan cara pengolahan direbus (52,27%). Secara umum,
pasien mengkonsumsi obat tradisional dengan jeda waktu dari terapi konvensional (97,37%). Hasil
analisis bivariat menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan obat tradisional memiliki
kecenderungan outcome klinis relatif rendah dibandingkan dengan pasien yang tidak
menggunakan obat tradisional. Namun, sebagian besar tidak mengalami efek samping dari
penggunaan obat tradisional. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara penggunaan obat tradisional dengan parameter klinis
pada pasien hipertensi dan diabetes melitus.
Perpustakaan Digital ITB