digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gayatri Nuansa Putri - 1.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kebutuhan gas saat ini cukup mendesak, namun infrastruktur untuk melakukan suplai gas bumi ke industri belum memadai, sehingga pemerintah mendorong untuk dilakukan pengembangan infrastruktur gas bumi nasional. Salah satunya adalah jalur perpipaan transmisi gas bumi Cirebon-Semarang, yang saat ini telah memasuki tahap I ruas jalan Semarang-Batang. Rencana ruas Semarang-Batang akan dilakukan pembangunan fasilitas meliputi Tie-in di fasilitas Onshore Receiving Facillities (ORF) Semarang kemudian dibangun jalur pipa sepanjang ± 62 km. ORF terdiri dari berbagai instrumen besar yang mana dalam proses instalasinya membutuhkan bantuan alat berat seperti crane. Pekerjaan instalasi instrumen di ORF menggunakan crane termasuk pada critical & extreme risk dikarenakan pekerjaannya pengangkatan akan menggunakan lebih dari satu crane dan pekerjaan ini akan dilakukan di atas platform selain itu ORF terbangun disamping stasiun LPG existing sehingga kondisi ini memiliki potensial bahaya tersendiri. Untuk mengetahui sumber risiko terbesar, risiko yang mungkin terjadi, cara mitigasi risiko dan tingkat efektivitas dari mitigasi yang diberikan dapat dilakukan analisis manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan metode House of Risk (HOR) dan Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control (HIRADC). Metode House of Risk (HOR) terbagi menjadi dua tahapan yaitu House of Risk Fase I yang berfokus untuk menentukan peringkat ARP (aggregate risk potential) atau risk agent yang memiliki potensi besar untuk terjadi, sehingga perlu dilakukan mitigasi terlebih dahulu, dan penilaian penuruan kemungkinan risiko dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control (HIRADC). Kegiatan lifting di atas platform ORF menjadi sumber bahaya terbesar dan terdapat 15 risiko yang mungkin terjadi, 3 risk agent terdapat pada kegiatan mobilisasi alat berat (crane), 5 risk event pada aktivitas penempatan crane dan 7 risk event dari kegiatan pengangkatan material serta terdapat 36 risk agent didalamnya, 9 risk agent pada kegiatan mobilisasi, 11 risk agent pada kegiatan penempatan crane dan 14 risk agent pada kegiatan pengangkatan material. Dari 36 risk agent yang ada 16 diantaranya sangat berpotensi, sehingga diberikan saran aksi mitigasi risiko menggunakan metode HOR fase II, dengan dilakukannya diskusi terdapat 48 rencana aski mitigasi yang dinilai dapat mereduksi risk agent potential dengan 36 preventive action utama yaitu saran aksi mitigasi yang memiliki nilai kesulitan 3 atau mudah untuk diterapkan. Preventive action yang dapat diterapkan secara garis besar di antaranya adalah re-edukasi mengenai safety yang dilakukan secara berkala oleh HSE, menyediakan APD, melakukan pengecekan kelengkapan APD setiap hari sebelum pekerja memasuki area kerja, melakukan edukasi mengenai kaidah ergonomi kepada seluruh pekerja oleh HSE, memberikan symbol dan banner pengingat mengenai kaidah ergonomi, melakukan pengecekan sertifikasi dari pekerja, menerapkan dan melakukan sistem pengecekan kesehatan kepada seluruh pekerja sebelum melakukan pekerjaan, melakukan toolbox meeting sebelum dilakukan pekerjaan, melakukan pengecekan dan inspeksi sling secara berkala, melakukan pemantauan jam kerja dan jam istirahat dari pekerja, menggunakan sistem pengawasan oleh Safety man di lapangan, menetapkan kecepatan/sudut maksimum manuver crane di platform dalam lifting plan, melakukan pembatasan areal dan jalur kemudi, melakukan inovasi dan modifikasi untuk menambahkan kamera ataupun alaram parking, menggunakan jenis crane yang bagian atau posisi boom dapat dilakukan adjustable (di panjang atau di pendekkan). Setelah penilaian dengan preventive action yang sarankan dilakukan penialain terdapat penurunan tingkatan risiko menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control (HIRADC), dimana terdapat 3 kategori moderate risk dan 13 kategori low risk yang sebelum dilakukan pemberian saran aksi mitigasi risiko terdapat 3 kategori extreme risk dan 13 kategori high risk.