ABSTRAK Fajar Mulyawan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Bina Griya Sarana merupakan perusahaan swasta yang didirikan pada tanggal
26 Agustus 2004. Perusahaan ini bergerak di bidang real estate dan berfokus pada
pembangunan perumahan subsidi di daerah sekitar Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Dalam 2 (dua) tahun terakhir, jumlah unit rumah yang berhasil dijual oleh
perusahaan turun secara signifikan. Setelah ditelusuri lebih dalam, didapatkan
bahwa proses bisnis eksisting dari PT Bina Griya Saran kurang efektif dikarenakan
terdapat banyak aktivitas yang redundan dan dilakukan secara manual sehingga
proses pembangunan perumahan menjadi terhambat serta Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang kurang mendetail. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
dengan tujuan merancang usulan perbaikan proses bisnis pembangunan perumahan
subsidi sehingga pembangunan perumahan subsidi pada PT Bina Griya Sarana
menjadi lebih efektif.
Pemetaan proses bisnis eksisting dilakukan dengan metode Process Classification
Framework (PCF) dan Cross Functional Flowchart (CFF) Untuk memperbaiki
permasalahan yang terjadi pada proses bisnis eksisting, digunakan metode Business
Process Improvement (BPI). Metode BPI dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi,
dan adaptabilitas dari proses bisnis eksisting. Metode BPI diterapkan pada proses
bisnis prioritas yang ditentukan berdasarkan 4 (empat) kriteria, yaitu impact,
implementation, current state, dan value menggunakan metode Analytical
Hierarchical Process (AHP) serta Weighted Sum Model (WSM) sehingga
menghasilkan 4 (empat) proses bisnis level 2 yang diprioritaskan untuk diperbaiki
yaitu melakukan studi pendahuluan proyek, mengarsipkan dokumen dokumen
proyek, menyusun strategi pemasaran, dan melakukan pelayanan untuk pemesanan
unit rumah.
Proses bisnis prioritas dievaluasi dengan menggunakan Value Added Analysis
(VAA) yang dapat mengkategorikan suatu aktivitas sesuai nilai tambah yang
dihasilkan. Berdasarkan hasil VAA, didapatkan 7 (tujuh) aktivitas yang tidak
menghasilkan nilai tambah pada proses bisis prioritas. Aktivitas yang tidak
menghasilkan nilai tambah akan dirampingkan sehingga proses bisnis menjadi lebih
efektif dan efisien. Usulan perbaikan yang didapatkan dari penelitian ini adalah
implementasi beberapa teknologi untuk otomatisasi aktivitas yang tergolong dalam
kategori Non-Value Added (NVA) seperti penggunaan teknologi Optical Character
Recognition (OCR), penyusunan form online untuk pemesanan unit rumah. serta
teknik error proofing untuk proses perhitungan dan penulisan. Kemudian,
dilakukan pemetaan proses bisnis usulan dengan PCF berdasarkan hasil
streamlining yang telah dilakukan.