Cellular automata merupakan metode yang dapat mensimulasikan penyebaran kebakaran
pada hutan atau lahan. Penyebaran api terjadi ketika ada lahan yang terbakar
dan dikelilingi oleh daerah yang rawan terbakar. Kecepatan penyebaran api
bergantung pada kondisi lahan tersebut, mulai dari kondisi angin, topografi, dan
tutupan lahan, sehingga ada lahan yang cepat terambat api, ada pula yang lambat.
Daya tahan api dalam peristiwa kebakaran disebabkan karena adanya panas, oksigen,
dan bahan bakar. Hal ini pun berkaitan dengan banyaknya kandungan karbon
pada tutupan lahan. Semakin banyak kandungan karbon biasanya lahan yang terbakar
akan semakin sulit utuk padam. Pada tesis ini dibangun model penyebaran
kebakaran hutan dan lahan dengan memerhatikan kecepatan padam menggunakan
cellular automata. Kemudian dipilih daerah Kalimantan Tengah dan sekitarnya
untuk menerapkan model tersebut. Kalimantan Tengah menjadi salah satu daerah
yang cukup sering mengalami kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan hasil simulasi
penyebaran kebakaran yang dilakukan selama 3 hari dengan 265 titik api,
diperkirakan terdapat 3.231, 7 km2 luas lahan yang mengalami kebakaran. Perubahan
kondisi angin dan tutupan lahan juga ikut berkontribusi dalam penyebaran
kebakaran hutan dan lahan.