digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Manajemen keadaan darurat yang baik merupakan hal esensial dalam perencanaan peristiwa yang berpotensi membahayakan nyawa, salah satunya adalah dengan mempersiapkan evakuasi dengan efektif dan efisien. Evaluasi evakuasi menggunakan fire drill menjadi kurang maksimal karena tidak menggambarkan kondisi darurat sebenarnya, oleh karena itu dilakukan pemodelan berbasis agen untuk melihat interaksi antar individu dan dengan lingkungannya ketika proses evakuasi dilakukan. ABM dikombinasikan dengan model gaya sosial yang menjadi sumber gaya pergerakan agen menuju tujuan dan menghindari halangan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak NetLogo 6.3.0 yang merepresentasikan agen tersebar di sebuah ruangan 2 dimensi dengan variasi ukuran ruangan, pintu keluar, dan jumlah agen yang terlibat. Beberapa karakteristik diberikan pada agen untuk menimbulkan heterogenitas, di antaranya adalah kategori usia berupa anak, dewasa, lansia, dan disabilitas yang akan menentukan kecepatan berjalan agen. Pengukuran yang diobservasi adalah rata-rata durasi evakuasi dan kecepatan rata-rata agen. Dari hasil simulasi diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan model gaya sosial akan menyebabkan munculnya perilaku kolektif seperti clogging dan arching pada agen. Densitas populasi yang sama pada luas ruangan yang berbeda akan mempengaruhi durasi evakuasi, di mana luas ruangan yang lebih besar akan menyebabkan jarak yang tempuh agen menuju pintu keluar lebih besar. Peningkatan durasi evakuasi akan berakselerasi secara cepat pada densitas rendah dan melambat seiring pertambahan densitas. Kemudian peletakan pintu keluar yang lebih efektif mengurangi durasi populasi adalah ketika pintu keluar terletak pada sisi ruangan yang berbeda satu sama lain.