Manajemen keadaan darurat yang baik merupakan hal esensial dalam perencanaan
peristiwa yang berpotensi membahayakan nyawa, salah satunya adalah dengan
mempersiapkan evakuasi dengan efektif dan efisien. Evaluasi evakuasi menggunakan
fire drill menjadi kurang maksimal karena tidak menggambarkan kondisi darurat
sebenarnya, oleh karena itu dilakukan pemodelan berbasis agen untuk melihat interaksi
antar individu dan dengan lingkungannya ketika proses evakuasi dilakukan. ABM
dikombinasikan dengan model gaya sosial yang menjadi sumber gaya pergerakan agen
menuju tujuan dan menghindari halangan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak NetLogo 6.3.0 yang merepresentasikan agen tersebar di sebuah ruangan
2 dimensi dengan variasi ukuran ruangan, pintu keluar, dan jumlah agen yang terlibat.
Beberapa karakteristik diberikan pada agen untuk menimbulkan heterogenitas, di
antaranya adalah kategori usia berupa anak, dewasa, lansia, dan disabilitas yang akan
menentukan kecepatan berjalan agen. Pengukuran yang diobservasi adalah rata-rata
durasi evakuasi dan kecepatan rata-rata agen. Dari hasil simulasi diperoleh kesimpulan
bahwa penggunaan model gaya sosial akan menyebabkan munculnya perilaku kolektif
seperti clogging dan arching pada agen. Densitas populasi yang sama pada luas ruangan
yang berbeda akan mempengaruhi durasi evakuasi, di mana luas ruangan yang lebih
besar akan menyebabkan jarak yang tempuh agen menuju pintu keluar lebih besar.
Peningkatan durasi evakuasi akan berakselerasi secara cepat pada densitas rendah dan
melambat seiring pertambahan densitas. Kemudian peletakan pintu keluar yang lebih
efektif mengurangi durasi populasi adalah ketika pintu keluar terletak pada sisi ruangan
yang berbeda satu sama lain.