Gedung Filateli merupakan salah satu bangunan heritage di Jakarta yang kini
difungsikan sebagai ruang publik kreatif melalui proses placemaking. Pembaruan
fungsi pada Gedung Filateli yang kini mewadahi aktivitas ekonomi kreatif diperoleh
melalui implementasi adaptive reuse pada placemaking-nya. Adaptive reuse sebagai
salah satu upaya yang dapat digunakan dalam merevitalisasi bangunan heritage, dapat
diimplementasikan pada placemaking bangunan heritage guna memaksimalkan fungsi
bangunan dan menghadirkan ruang publik kreatif yang berkualitas bagi masyarakat.
Sebagai ruang publik kreatif, selain menyediakan fasilitas Gedung Filateli Jakarta
mewadahi beragam program aktivitas yang berorientasi pada ekonomi kreatif mulai
dari, talkshow, peragaan busana, eksebisi produk lokal, dan pertunjukan musik.
Keberagaman program aktivitas tersebut melahirkan variasi intervensi pada elemen
pembentuk ruangnya: dinding, lantai, plafon, serta tata letak, furnitur, warna dan
pencahayaan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi intervensi pada
elemen apa yang berdampak terhadap persepsi pengunjung selama mengikuti program
aktivitas pada placemaking di area great hall Gedung Filateli Jakarta. Penelitian ini
fokus mengamati relasi intervensi elemen pembentuk ruang pada program peragaan
busana Sapto Djokokartiko, Lazada Talkshow dan pameran produk Vans Skate Lava
terhadap persepsi pengunjung.
Penelitian diawali dengan melakukan studi literatur, wawancara dengan narasumber
ahli dan observasi pada objek observasi pada Gedung Filateli yang mana temuan pada
tahap ini akan dianalisis dan juga digunakan untuk menyusun instrumen kuesioner
yang akan digunakan pada metode kuantitatif. Tahapan metode kuantitatif dilakukan
untuk mengetahui persepsi pengunjung terkait intervensi pada elemen pembentuk
ruang pada placemaking Gedung Filateli.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap tiga program placemaking
teripilih dapat disimpulkan bahawa intervensi pada elemen cahaya dan warna
merupakan intervensi paling signifikan diantara tujuh elemen lainnya. Penelitian ini
mengingatkan bahwa salah satu upaya untuk melestarikan keberadaan bangunan
heritage ditengah kehidupan modern dapat melalui menghadirkan fungsi baru yang
mendukung kebutuhan masyarakat saat ini.