digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Fariz Ikhsansyah
PUBLIC Open In Flipbook Perpustakaan Prodi Arsitektur

Tesis perancangan ini membahas pemanfaatan kembali bangunan bersejarah, termasuk Panti Karya di Kota Bandung. Di tengah keterbatasan lahan perkotaan, meningkatnya emisi karbon, serta minimnya ruang kolaboratif di area strategis kota, keberadaan bangunan yang kurang termanfaatkan semacam ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Merespons kondisi tersebut, pendekatan ekonomi sirkular ditawarkan sebagai landasan dalam memanfaatkan kembali bangunan cagar budaya, dengan fokus pada rancangan guna ulang yang mempertahankan karakter arsitekturalnya sekaligus menjawab kebutuhan dan isu kontemporer secara berkelanjutan. Perancangan dilakukan dengan pendekatan adaptive reuse pada bangunan cagar budaya dan penambahan massa baru berbahan kayu CLT yang dirancang responsif terhadap konteks spasial dan iklim. Desain fasad diarahkan untuk menekan nilai Overall Thermal Transfer Value (OTTV) melalui integrasi secondary building skin dan vegetasi vertikal, yang secara langsung menurunkan beban energi untuk pendinginan. Di tingkat tapak, ruang terbuka seperti plaza hijau dan taman atap tidak hanya berfungsi sebagai area publik, tetapi juga memperluas kontribusi ekologis dan memperbaiki mikroklimat sekitar. Secara programatik, konsep Creative Compound menjadi fondasi penyusunan fungsi ruang, dengan menggabungkan area publik, komersial, dan kreatif dalam satu sistem yang saling terhubung. Simulasi performa bangunan menggunakan EDGE App menunjukkan efisiensi energi yang signifikan, khususnya dalam aspek pencahayaan dan pendinginan, tanpa mengurangi fleksibilitas fungsi maupun pendekatan pelestarian. Temuan ini memperlihatkan bahwa gagasan ekonomi sirkular dapat diimplementasikan secara nyata melalui desain yang menyatukan konservasi, efisiensi energi, dan peningkatan kualitas lingkungan tapak. Hasil simulasi desain menunjukkan bahwa pendekatan ekonomi sirkular dalam konteks perancangan ulang bangunan cagar budaya bukan sekadar gagasan ideal, tetapi dapat diterjemahkan menjadi strategi desain yang konkret. Dengan menyatukan pelestarian, efisiensi energi, dan penguatan tapak secara ekologis, perancangan ini memberi contoh bahwa arsitektur dapat tetap relevan, adaptif, dan berdampak positif dalam dinamika kota kontemporer.