Kota Tua, yang dahulu merupakan pusat ibukota Batavia pada tahun 1600-an, kini mengalami ketertinggalan. Hal ini disebabkan oleh berbagaimacam permasalahan khususnya kurangnya pengembangan pada kawasan inti dan sub inti Kota Tua. Salah satu kawasan yang paling terdampak disana adalah Kawasan Kali Besar Timur, yang menjadi zona inti pengembangan Kota Tua, alih-alih menjadi area yang berpotensi menarik wisatawan dan pengunjung malah saat ini kondisi area tersebut tidak mencerminkan karakteristik area wisata yang diharapkan. Banyak bangunan Cagar Budaya yang terbengkalai dan area ini sepi ketika malam hari. Hal ini ditambah dengan kurangnya kepadatan penduduk pada area Kota Tua karena fungsi hunian tersebar di luar kawasan, dan di area dalam didominasi oleh fungsi komersial. Diperlukan upaya yang memicu pengembangan dan perekonomian kawasan di area tersebut.
Salah satu cara yang dapat diimplementasikan adalah dengan menerapkan konsep adaptive reuse dan infill development pada bangunan tua bersejarah di Kawasan Kali Besar, Kota Tua. Hal ini bertujuan untuk menghidupkan kembali area yang terbengkalai dengan menginjeksi fungsi atau program ruang baru pada bangunan- bangunan tua terbengkalai dan penambahan bangunan baru sebagai fungsi penunjang. Melalui pendekatan ini, penulis bertujuan menciptakan fungsi baru yang tepat tepat bagi pengunjung dengan melakukan analisa mendalam terhadap Bangunan Cagar Budaya dan kawasan tersebut. Salah satu bangunan yang akan dilakukan preservasi dan dilakukan adaptive reuse adalah Ex. Bank Dagang Negara, Bangunan PT. Jasindo, Toko Kopi Dian, & Gudang di Jl.Teh. Diharapkan dengan penambahan fungsi baru pada Bangunan Cagar Budaya & penambahan bangunan baru sebagai addition, lalu dibantu dengan kolaborasi antara UMKM, seniman, dan komunitas sekitar, mampu membuat kawasan ini bertransformasi menjadi ruang baru yang dinamis dan berkelanjutan. Sehingga memberikan kontribusi yang baik kepada permasalahan dan pengembangan kota Jakarta.
Perpustakaan Digital ITB