digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


Cover_Muthia Rafifah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 1_Muthia Rafifah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 2_Muthia Rafifah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 3_Muthia Rafifah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 4_Muthia Rafifah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 5_Muthia Rafifah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 6_Muthia Rafifah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Pustaka_Muthia Rafifah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Tauco adalah makanan khas Indonesia dari fermentasi kacang kedelai yang memiliki bentuk pasta kuning kecoklatan dan memiliki cita rasa asin dan asam. Tahapan ferementasi tauco yaitu fermentasi kapang, fermentasi garam, dan fermentasi lanjutan menghasilkan metabolit bioaktif. Telah banyak penelitian tentang senyawa bioaktif antimikroba yang dihasilkan dari fermentasi kacang kedelai. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas antibakteri dan antibiofilm ekstrak air hasil fermentasi 2 (EA2) dan 3 bulan (EA3). Ekstraksi tauco dilakukan dengan pelarut air dan blender selama 10 menit. Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram dan mikrodilusi untuk menentukan Konsentrasi hambat minimum (KHM). Pengujian antibiofilm dilakukan menggunakan metode kristal violet. Aktivitas antimikroba EA2 menghasilkan diameter hambat 10.63 ± 0.24 mm dan EA3 menghasilkan diameter hambat 8.75 ± 0.24 mm. Kedua ekstrak menghasilkan konsentrasi hambat minimum (KHM) 30 µg/mL atau aktivitas antibakteri rendah. EA2 dan EA3 tidak menghambat pembentukan biofilm Staphylococcus aureus ATCC 6538.