Trichophyton rubrum merupakan salah satu jamur dermatofit penyebab tinea pedis, penyakit yang
menginfeksi kulit bagian kaki. Tinea pedis umum dijumpai di negara beriklim tropis seperti
Indonesia. Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) dan jambu biji (Psidium guajava
L.) termasuk famili myrtaceae yang banyak tumbuh di Indonesia, keduanya pun memiliki berbagai
aktivitas farmakologi, antara lain antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi
minyak daun cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry), ekstrak etanol, dan fraksi daun
jambu biji (Psidium guajava L.) dalam menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum.
Parameter karakterisasi yang dilakukan pada sampel minyak daun cengkeh mengacu pada
parameter yang tertera dalam Standar Nasional Indonesia dan untuk simplisia dan ekstrak daun
jambu biji mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia. Uji aktivitas antijamur dilakukan secara
kualitatif dengan metode difusi cakram dan secara kuantitatif melalui penentuan nilai Konsentrasi
Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Fungisida Minimum (KFM) dengan metode mikrodilusi.
Hasil pengujian aktivitas antijamur tersebut menunjukkan minyak daun cengkeh memiliki nilai KHM
0,48 ?g/mL dan KFM 0,96 ?g/mL. Ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air-etanol daun jambu
biji memiliki nilai KHM berturut-turut 6250, 3125, dan 3125 ?g/mL. Dapat disimpulkan seluruh
sampel uji memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur Trichophyton rubrum dengan minyak daun
cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) memiliki aktivitas antijamur yang sangat
baik, sedangkan untuk ekstrak etanol dan fraksi daun jambu biji memiliki aktivitas antijamur yang
rendah.