Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit paling umum yang sering disebabkan oleh peningkatan produksi sebum, hiperkeratinisasi folikel, dan proliferasi bakteri. Bakteri kulit utama yang menyebabkan terbentuknya jerawat adalah Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri ekstrak etanol dari daun, bunga, dan kulit batang tanaman daun afrika (Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip.) dan fraksi terpilih terhadap bakteri penyebab jerawat. Metode difusi cakram digunakan untuk menentukan aktivitas antibakteri ekstrak etanol terhadap Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) ditentukan menggunakan metode mikrodilusi, mengikuti pedoman dari Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Nilai KHM untuk ekstrak etanol bunga, fraksi etanol-air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksana terhadap Cutibacterium acnes berturut-turut adalah 1,56 mg/mL; 100 mg/mL; 3,13 mg/mL; dan 6,25 mg/mL. Nilai KHM terhadap Staphylococcus epidermidis berturut-turut adalah 1,56 mg/mL; 6,25 mg/mL; 3,13 mg/mL; dan 6,25 mg/mL. Nilai KBM untuk ekstrak etanol bunga, fraksi etanol-air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksana terhadap Cutibacterium acnes berturut-turut adalah 3,13 mg/mL; lebih dari 100 mg/mL; 6,25 mg/mL; dan 12,5 mg/mL. Untuk Staphylococcus epidermidis, nilai KBM berturut-turut adalah 3,13 mg/mL; 50 mg/mL; 25 mg/mL; dan lebih dari 50 mg/mL. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bunga tanaman daun afrika memiliki potensi paling signifikan dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis.