digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jennifer Melanie Kartika
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Terbang Jauh (nama samaran) merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang pengadaan, penjualan, pemasangan, dan perawatan elevator. Pada tahun 2022, 64% proyek pemasangan elevator yang ditangani PT Terbang Jauh mengalami pembengkakan biaya pemasangan sebesar rata-rata 21%. Menurut Manajer Teknik dan Direktur Keuangan PT Terbang Jauh, hal ini disebabkan oleh keterlambatan durasi pemasangan yang merupakan akibat dari risiko dan ketidakpastian proyek yang terealisasi dan menghambat proses pemasangan. Telah diupayakan memitigasi risiko secara coba-coba, tetapi hal ini belum efektif. Dengan demikian pada penelitian ini diusulkan manajemen risiko bagi PT Terbang Jauh untuk mengurangi probabilitas dan/atau dampak risiko proyek agar keterlambatan dan pembengkakan biaya pemasangan dapat ditekan atau dihindari. Dipilih Proyek Wisata Pinus Bandung yang merupakan proyek pemasangan elevator miring untuk dianalisis karena lebih berisiko daripada elevator biasa. Manajemen risiko Proyek Wisata Pinus Bandung disusun berdasarkan kerangka kerja yang dikemukakan oleh PMI (2017, 2019, dan 2021) dan Bissonette (2016). Mula-mula dibentuk risk management plan (RMP). Berikutnya risiko proyek diidentifikasi dan didapatkan 157 risiko proses dan tujuh risiko strategis. Risiko-risiko tersebut dinilai probabilitas dan dampaknya secara kualitatif kemudian dihitung tingkat severity-nya dan dipetakan ke matriks risiko. Sebagian besar risiko, yaitu 128 buah, terpetakan ke kategori severity sedang yang berarti tingkat keparahannya tidak berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan proyek. Didapatkan pula enam risiko dengan tingkat severity kategori tinggi yang menjadi prioritas untuk ditangani, yaitu risiko proses RP96 dan RP150 mengenai penagihan invoice pembayaran yang tertunda, RP99 dan RP153 mengenai keterlambatan pembayaran oleh klien, RP117 mengenai cuaca buruk, serta risiko strategis RS4 mengenai penurunan daya saing dibandingkan kompetitor. Berikutnya dilakukan analisis kuantitatif terhadap risiko proyek keseluruhan dengan analisis sensitivitas. Didapatkan rentang nilai komponen biaya pemasangan berjenis variabel yang masih diizinkan (tidak menimbulkan pembengkakan biaya lebih 10% biaya pemasangan), yaitu variabel hari kerja sebesar 54 sampai dengan 60 hari kerja apabila diikuti penambahan hari lembur a, b, dan c serta sampai dengan 61 hari kerja apabila hanya diikuti penambahan hari lembur a, variabel frekuensi kunjungan sebesar 48 sampai 912 kali, dan variabel banyak helper senior, helper, serta teknisi harian berturut- turut sebesar enam sampai tujuh orang, satu sampai dua orang, dan dua sampai tiga orang. Berikutnya disusun usulan rencana respons untuk enam risiko proyek dengan kategori severity tinggi secara individu serta untuk risiko proyek keseluruhan, dengan respons berjenis mitigate atau accept. Dampak ekonomi yang timbul dari penerapan usulan manajemen risiko Proyek Wisata Pinus Bandung adalah dapat ditekannya pembengkakan biaya pemasangan yang diakibatkan keterlambatan durasi pemasangan. Hal ini karena manajemen risiko proyek disusun untuk meminimalkan probabilitas dan/atau dampak risiko yang dapat menyebabkan keterlambatan tersebut. Dengan demikian perolehan profit dapat ditingkatkan. Namun perusahaan perlu meninjau lebih dalam perbandingan manfaat dan biaya dari penerapan usulan manajemen risiko tersebut. Adapun dampak sosial yang ditimbulkan adalah terbentuknya budaya bekerja secara terintegrasi melalui pertemuan peninjauan risiko formal di awal dan akhir proyek sehingga risiko-risiko manajemen internal dapat dikurangi probabilitas dan/atau dampaknya.