digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2023 TA PP DEBORA ANGELIA MEGANINGSIH 1.pdf
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Bertumbuh di tengah tekanan kehidupan membuat remaja berada di ambang krisis, yang dapat mengancam pembentukan karakter ke arah negatif. Karenanya, yayasan pendidikan Katolik menerapkan retret sebagai media pembentukan karakter remaja menjadi pribadi yang lebih baik. Melalui retret, remaja dibimbing untuk mencari tujuan hidupnya serta kembali berpegang kepada Tuhan dalam menghadapi lika- liku hidup. Perancangan rumah retret bagi remaja dihadapkan pada sebuah permasalahan utama, yakni bagaimana menciptakan suasana ruang yang sesuai dengan preferensi remaja pada masanya namun juga mampu mengarahkan remaja pada kesadaran pola berperilaku yang benar. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dibutuhkan sebuah konsep yang mampu mengatasi tiga karakteristik utama remaja, yakni hipokrisi, egoisme, serta eksklusivisme sosial. Berdasarkan karakter tersebut, diciptakan sebuah konsep yang bertujuan membawa remaja untuk melihat ke luar diri sendiri, menuju penyadaran akan realita. Konsep ini diturunkan ke dalam tiga kata kunci: Paradoxical, sensibility, conectivity. Paradoxical bertujuan memberi sebuah sudut pandang lain dalam melihat sesuatu, sebuah keterhubungan antara dua kondisi berlawanan yang saling berpengaruh satu sama lain. Sensibility bertujuan mengajak seseorang melihat kehidupan di luar dirinya, bahwasanya ia tidak berjuang seorang diri, dan menunjukkan bagaimana sebuah perbuatan berdampak berbeda pada orang lain. Connectivity bertujuan untuk menyadarkan kesamaan dan kekeluargaan sebagai kesatuan sosial, memberi pemahaman bagaimana kehidupan seseorang pada hakikatnya tidak dapat lepas dari yang lain, baik di dalam maupun di luar kelompoknya.