Sebagai daya tarik wisata primer sekaligus satu-satunya kebun binatang di Kota
Bandung, perkembangan pariwisata Kebun Binatang Bandung terus berjalan hingga
saat ini melalui beragam kegiatan pariwisata di dalamnya. Pariwisata menimbulkan
dampak tidak hanya bagi objek wisata itu sendiri, tetapi bagi masyarakat di sekitarnya.
Kebun Binatang Bandung telah berdiri selama 90 tahun sehingga diduga memberi
kontribusi besar bagi lingkungan sekitar. Terlebih, lokasinya berdampingan dengan
permukiman masyarakat Kelurahan Lebak Siliwangi, terutama yang tinggal di RW 05,
RW 06, RW 07 dan RW 08. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dampak
Kebun Binatang Bandung terhadap kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi
masyarakat di sekitarnya. Untuk memenuhi tujuan tersebut, peneliti mengumpulkan
data melalui observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan tinjauan literatur.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif,
analisis konten, dan analisis asosiasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dampak
Kebun Binatang Bandung terhadap lingkungan di antaranya menimbulkan kemacetan
lalu lintas pada saat akhir pekan dan musim liburan, pencemaran Sungai Cikapayang,
dan polusi suara satwa. Adapun secara ekonomi, Kebun Binatang Bandung tidak
banyak memberi peluang kerja dan tidak meningkatkan perekonomian masyarakat.
Meskipun, tetap ada sedikit masyarakat yang ekonominya terbantu dengan berjualan
di sekitar kebun binatang. Terakhir yaitu dari segi sosial, sebagian besar masyarakat
tidak terlibat dan merasa tidak perlu dilibatkan dalam perkembangan pariwisata
Kebun Binatang Bandung. Namun, mereka tetap mendukung keberlanjutan objek
wisata tersebut dan menerima kedatangan wisatawan dengan positif.