ABSTRAK Intan Dwi Permatasari
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Intan Dwi Permatasari
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Intan Dwi Permatasari
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Intan Dwi Permatasari
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Intan Dwi Permatasari
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Intan Dwi Permatasari
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Intan Dwi Permatasari
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Proses Bisnis adalah sekumpulan aktivitas bisnis yang bertujuan untuk menghasilkan
suatu produk atau jasa dalam perusahaan atau organisasi. Proses bisnis digunakan
untuk mengontrol aktivitas bisnis dan mempermudah karyawan dalam melakukan
aktivitas sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini, Divisi
Layanan Ambulans dan Kemanusiaan di Lembaga Rumah Amal Salman belum
memiliki proses bisnis yang tetap sehingga menimbulkan bertambahnya pekerjaan
dan tidak kelancaran aktivitas bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk meracang usulan perbaikan proses bisnis dengan
memodelkan dan mengevaluasi proses bisnis existing agar dapat berjalan lebih efektif
dan efisien. Digunakan framework business process improvement (BPI) dengan
mengidentifikasi proses bisnis yang berjalan di lembaga. Selanjutnya, dilakukan
analisis risiko dengan risk assessment dengan metode failure mode, effect, and
criticality analysis (FMECA). Hasil dari analisis risiko akan dituliskan ke dalam
fishbone analysis untuk diberikan solusi perbaikan dari risiko yang dihasilkan.
Selanjutnya, dilakukan value-addedd assessment untuk menilai performansi proses
bisnis, mengurangi keborosan, dan memberikan value untuk proses bisnis yang lebih
menguntungkan. Hasil dari value-addedd assessment akan menjadi input dalam
perancangan perbaikan risiko serta perampingan proses bisnis.
Melalui analisis risk assessment dengan metode FMECA diperoleh 7 proses bisnis
dengan risiko prioritas yang perlu diperbaiki. Selain itu, diperoleh hasil evaluasi
proses bisnis existing dengan value-added assessment bahwa terdapat 22 proses atau
29.7% termasuk ke dalam non-value-adeed (NVA), 34 proses bisnis atau 45.9%
termasuk ke dalam Organizational value-added (OVA), dan 18 proses bisnis atau
24.3% termasuk ke dalam real value-added (RVA). Usulan perbaikan proses bisnis
yang dirancang pada penelitian ini berupa usulan 2 dokumen perbaikan melalui
project charter untuk memperbaiki risiko yang mungkin terjadi pada proses bisnis
serta perampingan proses bisnis.