Industri daur ulang aki bekas berpotensi menghasilkan pajanan logam berat, termasuk kromium
(Cr), yang dapat berdampak buruk pada kesehatan pekerja. Penelitian ini bertujuan menganalisis
risiko kesehatan akibat pajanan Cr melalui inhalasi di industri daur ulang aki bekas PT X,
meliputi pengukuran konsentrasi Cr di udara ambien dan udara terhirup pekerja, perhitungan
intake, serta evaluasi risiko karsinogenik dan non-karsinogenik menggunakan pendekatan Health
Risk Assessment (HRA). Pengambilan sampel dilakukan dengan Personal Air Sampler Pump dan
Low Volume Air Sampler, kemudian dianalisis menggunakan metode X-ray Fluorescence (XRF).
Hasil penelitian menunjukkan variasi konsentrasi Cr pada setiap titik dan subjek, namun seluruh
nilai Excess Lifetime Cancer Risk (ELCR) berada di bawah ambang batas 1×10??, sehingga risiko
karsinogenik masih dalam kategori dapat diterima. Nilai Hazard Quotient (HQ) sebagian besar <
1, meskipun terdapat beberapa subjek dengan HQ > 1 yang berpotensi menimbulkan efek nonkarsinogenik. Berdasarkan rasio FEV?/FVC, kondisi saluran pernapasan pekerja masih berada
dalam kisaran normal tanpa indikasi obstruksi paru yang signifikan, namun pengukuran FEV?
dan FVC menunjukkan mayoritas pekerja memiliki nilai < 80% dari prediksi, yang
mengindikasikan potensi penurunan kapasitas paru atau gangguan restriktif akibat pajanan debu
logam berat. Hasil uji korelasi dan regresi linier menunjukkan bahwa faktor yang paling
memengaruhi intake Cr adalah konsentrasi kromium di udara (CA) dan durasi pajanan (Dt). Pada
intake non-karsinogenik, CA memiliki hubungan sangat kuat dan signifikan, sedangkan variabel
lain tidak signifikan. Pada intake karsinogenik, model regresi menjelaskan 87,71% variasi nilai,
dengan CA dan Dt sebagai variabel signifikan. Upaya pengendalian risiko yang
direkomendasikan meliputi perbaikan sistem ventilasi dan tata ruang, optimalisasi exhaust fan,
local exhaust ventilation (LEV), dan dust collector khususnya di area peleburan, pengendalian administratif seperti rotasi kerja dan pembatasan durasi kerja berdasarkan perhitungan frekuensi
pajanan aman, serta penerapan APD yang sesuai seperti masker N95 atau respirator full-face.
Perpustakaan Digital ITB