digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2023 TS PP AFINA FAKHRINI BOELHASRIN 1.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Pandemi COVID-19 telah melanda seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Dampak penyebaran virus ini memengaruhi berbagai sektor salah satunya adalah sektor perdagangan. Dampak tersebut disebabkan oleh upaya pemerintah dalam menanggulangi virus dengan menerapkan regulasi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang memaksa fasilitas publik untuk tutup atau mengurangi jumlah kunjungan secara drastis. Hal ini memberi posisi dilematis pada fasilitas perdagangan khususnya supermarket karena harus tetap buka di masa pandemi untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat selama menjalani masa karantina. Terlebih, 82,2% masyarakat menyatakan ingin segera berbelanja secara offline di masa pandemi. Berdasarkan latar belakang, tingkat kerumunan supermarket di Masa Pandemi COVID-19 tinggi dan sangat berpotensi menjadi tempat penularan virus sehingga memiliki urgensi lebih untuk diadaptasi. Salah satu pendekatan adaptasi adalah dengan menganalisis akar permasalahan penularan virus pada fasilitas, yaitu tingkat kerumunan area yang tinggi Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengidentifikasi kriteria area etalase produk supermarket yang berpotensi menimbulkan kerumunan pada Masa Pandemi COVID-19 melalui indikator kerumunan area sebagai rekomendasi perancangan pandemi mendatang. Objek penelitian yang dipilih adalah Supermarket BORMA Dago Bandung sebagai destinasi belanja yang paling diminati pada Masa Pandemi COVID-19, subjek penelitian mencakup Masyarakat Kota Bandung, dan variabel penelitian yang diteliti adalah durasi kunjungan, jumlah kunjungan, jarak antar pengunjung, dan pola sirkulasi sebagai indikator perancangan yang memengaruhi terjadinya kerumunan area dan penularan virus. Metode penelitian sebagai cara memperoleh hasil penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan data menggunakan metode survei, pengamatan visual, dan pemetaan perilaku, serta teknik analisis data menggunakan metode statistik deskriptif dan analisis komparatif. Hasil yang didapat sebagai pembuktian hipotesis menyimpulkan bahwa durasi kunjungan, jumlah kunjungan, jarak antar pengguna, dan pola sirkulasi sebagai indikator kerumunan pada area etalase produk supermarket saling ketergantungan satu sama lain, kerumunan area terjadi dari hasil ketidaksesuaian hubungan suatu indikator dengan indikator lain. Ketidaksesuaian disebabkan oleh indikator yang tidak sesuai standar. Maka indikator yang tidak memenuhi standar berpotensi meningkatkan kerumunan pada area dan meningkatkan penyebaran virus pada masa pandemi.