digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Z merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri dan perdagangan bahan kimia khusus. PT Z menjalankan tiga proses utama untuk memproduksi produknya, yaitu batching, feeding, dan filling. Ketiga proses ini mengalami pemborosan yang ditunjukkan dengan tingginya biaya inventori di supermarket serta terjadinya penumpukan kemasan bahan baku di stasiun kerja. Pemborosan tersebut diakibatkan oleh sistem produksi saat ini yang berbasis sistem produksi dorong. Berdasarkan permasalahan tersebut, sebuah sistem produksi tarik dapat digunakan untuk dapat mengeliminasi pemborosan pada stasiun kerja. Untuk dapat mengakomodasi sistem produksi tarik, diusulkan sebuah sistem metode penentuan kanban dengan pendekatan total biaya yang terdiri atas biaya material handling, biaya inventori, dan biaya stockout. Tahapan perencanaan sistem kanban ini terdiri atas dua tahap, yaitu tahap penyesuaian dan tahap penentuan. Tahap penyesuaian ini terdiri atas pendefinisian kanban berdasarkan jenis kemasan bahan baku yang digunakan, jumlah jenis putaran suplai kanban, serta penggunaan supermarket pada area produksi dan warehouse PT Z. Tahap penentuan sistem kanban berbasis total biaya ditentukan berdasarkan dua jenis variabel keputusan, yaitu jumlah operator yang bertugas untuk melakukan suplai bahan baku serta service level suplai bahan baku yang digunakan di lantai produksi. Dengan menggunakan data jumlah produksi sejak enam bulan terakhir pada tahun 2024, hasil solusi menunjukkan bahwa total biaya produksi terendah adalah Rp251.218.428 per minggu. Solusi tersebut menghasilkan total kanban yang dibutuhkan pada sistem sebanyak 44 buah yang terdiri atas 30 kanban pada supermarket produksi dan 14 kanban pada supermarket warehouse. Biaya dan jumlah kanban tersebut didapatkan dengan menggunakan empat operator serta penggunaan service level sebesar 99,977% (3,5). Usulan ini menunjukkan bahwa jumlah kanban yang digunakan pada sistem bergantung pada kuantitas dan jenis kemasan yang digunakan oleh bahan baku. Selain itu, service level yang digunakan untuk memasok bahan baku memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah operator pada sistem.