digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yohanes B E Panjaitan
PUBLIC yana mulyana

Berdasarkan data World Health Organitazion (WHO) diare menduduki peringkat kedua penyebab kematian pada balita terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Secara tradisional, masyarakat mengobati diare dengan menggunakan simplisia tanaman seperti buah andaliman. Andaliman adalah tanaman liar yang tumbuh di daerah Sumatera Utara dan sering digunakan sebagai bumbu pada masakan. Penelitian ini bertujuan menguji efek antidiare ekstrak etanol buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) pada mencit dengan oleum ricini sebagai penginduksi diare. Senyawa aktif pada buah andaliman diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%. Efek antidiare dikaji melalui penentuan frekuensi diare, onset diare, bobot diare dan indeks persitaltik. Dua dosis ekstrak etanol buah andaliman (EEBA) yang diuji yaitu 200 dan 400 mg/kg bb mencit. Rendemen ekstrak buah andaliman yang diperoleh sebanyak 19,8%. Hasil penanpisan fitokimia menunjukkan EEBA mengandung tanin, alkaloid, dan flavonoid. Pada uji antidiare, kedua dosis EEBA menghambat onset diare secara sangat bermakna (p<0,01) yaitu berturut-turut 41,6 ± 9,3 menit dan 43,8 ± 7,9 menit vs kontrol 19,2±6,1 menit. Kedua dosis EEBA tidak mempengaruhi bobot total feses. EEBA dosis tinggi (EEBAT) menghambat pengeluaran feses (9,4 ± 2,1 kali) dan peristaltik usus secara bermakna (p<0,01) dengan indeks peristaltik 36,6 ± 8,5% vs kontrol 66,1 ± 8,5%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak etanol buah andaliman dosis tinggi (400 mg/kg bb mencit) lebih berpotensi sebagai antidiare dibandingkan EEBA dosis rendah (200 mg/kg bb mencit).