digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gempa Situbondo pada 10 Oktober tahun 2018 terjadi di sekitar kota dengan kepadatan penduduk sangat tinggi. Karakterisasi sesar yang menghasilkan gempa Situbondo 2018 telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, dilakukan studi lanjutan dengan menambah tiga buah stasiun pengamatan untuk mengetahui bahaya seismik yang ditimbulkan dari sumber sesar ini melalui studi fungsi bahaya seismik atau seismic hazard function (SHF) menggunakan metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA). Estimasi laju slip secara empiris diperoleh 0.6 mm/tahun. Selain itu, dengan menerapkan tes checkerboard diperoleh luas zona rupture yakni 15 km x 25 km. PGA diestimasi menggunakan Ground Motion Prediction Equations (GMPEs) yang dihitung pada batuan dasar, diperoleh kurva bahaya seismik untuk kota-kota yang diamati. Kurva ini digambarkan dengan plot PE sebagai fungsi dari PGA. Hasilnya, sumber berpotensi bagi kota Situbondo, Sumenep, Probolinggo, Jember, Surabaya dan Sidoarjo yang ditunjukan oleh nilai kurva yang relatif tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan PDF, diperoleh bahwa peluang sumber menghasilkan gempa dengan > Mw 6.2 kurang dari 0.5%.