Gempa Situbondo pada 10 Oktober tahun 2018 terjadi di sekitar kota dengan
kepadatan penduduk sangat tinggi. Karakterisasi sesar yang menghasilkan gempa
Situbondo 2018 telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini,
dilakukan studi lanjutan dengan menambah tiga buah stasiun pengamatan untuk
mengetahui bahaya seismik yang ditimbulkan dari sumber sesar ini melalui studi
fungsi bahaya seismik atau seismic hazard function (SHF) menggunakan metode
Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA). Estimasi laju slip secara empiris
diperoleh 0.6 mm/tahun. Selain itu, dengan menerapkan tes checkerboard diperoleh
luas zona rupture yakni 15 km x 25 km. PGA diestimasi menggunakan Ground
Motion Prediction Equations (GMPEs) yang dihitung pada batuan dasar, diperoleh
kurva bahaya seismik untuk kota-kota yang diamati. Kurva ini digambarkan dengan
plot PE sebagai fungsi dari PGA. Hasilnya, sumber berpotensi bagi kota Situbondo,
Sumenep, Probolinggo, Jember, Surabaya dan Sidoarjo yang ditunjukan oleh nilai
kurva yang relatif tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan PDF, diperoleh
bahwa peluang sumber menghasilkan gempa dengan > Mw 6.2 kurang dari 0.5%.