Indonesia adalah negara tropis dengan pemamparan sinar matahari yang cukup
tinggi, sehingga dibutuhkan kosmetik yang berperan sebagai tabir surya. Sediaan
tabir surya dapat mengurangi jumlah sinar ultraviolet (UV) yang berpenetrasi ke
dalam kulit, sehingga dapat mengurangi dampak negatif radiasi UV yang
berlebihan seperti eritema, penuaan dini dan kemungkinan terjadinya kanker kulit.
Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan cangkang telur (CT) yang merupakan
limbah menjadi bahan aktif tabir surya melalui reduksi ukuran partikel dan
pengembangan formula sediaan untuk meningkatkan nilai faktor pelindung surya.
Penelitian ini diawali dengan pengecilan ukuran partikel CT melalui penggilingan
basah menggunakan tumbler ballmill dilanjutkan dengan sonikasi untuk
mendapatkan suspensi nanopartikel CT. Nanopartikel yang diperoleh
dikarakterisasi ukuran partikel, indeks polidispersitas, serta morfologi partikel
menggunakan SEM. Aktivitas tabir surya nanopartikel cangkang telur mula-mula
ditentukan dengan menggunakan instrumen Q-Sun Xenon Test Chamber,
kemudian diformulasi mengunakan basis krim minyak dalam air yang terdiri dari
asam stearat, trietanolamin, lanolin dan setostearil alkohol. Krim yang dibuat
dievaluasi secara farmasetik dan diuji keamanannya melalui uji iritasi pada mata
dan kulit secara in vivo, dilanjutkan dengan penentuan nilai FPS secara in vivo
pada kelinci. Hasil menunjukkan proses nanonisasi serbuk CT dengan metode
sonikasi menghasilkan nanopartikel cangkang telur dengan ukuran 453,87±25,63
nm. Hasil uji pendahuluan aktivitas tabir surya menunjukkan terjadi perpanjangan
waktu pemudaran warna kain wool biru standar yang dilapisi sediaan yang
mengandung 20% nanopartikel CT sebesar 1,5 -2 jam. Formula krim yang
memenuhi persyaratan farmasetik adalah formula yang mengandung 5 dan 8 %
nanopartikel CT dalam basis yang terdiri dari 1% lanolin, 2% setostearil alkohol,
8% asam stearat dan 1,6% trietanolamin. Formula krim yang mengandung 8%
nanopartikel CT bersifat mengiritasi ringan dengan Indeks Iritasi Primer (IIP)
sebesar 0,58. Pada uji in vivo nilai FPS krim yang mengandung 5 dan 8 %
nanopartikel CT berturut–turut adalah 3,44, dan 4,30, dan krim yang mengandung
8% CT dalam bentuk mirkopartikel mengahsilka nilai SPF yang lebih rendah
yaitu 2,71. Berdasarkan hasil penelitian ini, pengecilan ukuran serbuk cangkang
telur menjadi berukuran nano dapat meningkatkan aktivitas tabir surya cangkang
telur.