digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


Cover_Veonny Ravanelli Unaryo
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 1_Veonny Ravanelli Unaryo
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 2_Veonny Ravanelli Unaryo
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 3_Veonny Ravanelli Unaryo
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 4_Veonny Ravanelli Unaryo
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 5_Veonny Ravanelli Unaryo
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab 6_Veonny Ravanelli Unaryo
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Pustaka_Veonny Ravanelli Unaryo
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Tauco merupakan salah satu makanan fermentasi tradisional dari Indonesia. Proses pembuatan tauco dimulai dari kacang kedelai yang difermentasikan dengan mengandalkan campuran mikroba secara spontan. Adapun beberapa tahapan dalam fermentasi tauco hingga menghasilkan tauco masak antara lain fermentasi kapang, fermentasi garam serta fermentasi lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri dari ekstrak bahan baku, produk antara dan produk jadi proses fermentasi tauco. Ekstraksi dilakukan menggunakan sonikasi R100% pada suhu 25 0 C ?42 0 C selama 20 menit. Pemantauan ekstrak dilakukan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan fasa diam silika gel GF254 dan fasa gerak kloroform : etil asetat : metanol (8 : 2 : 0,4). Genistein dan daidzein sebagai senyawa isoflavon utama yang dikandung oleh kacang kedelai digunakan sebagai senyawa penanda KLT. Hasil difusi cakram menunjukkan bahwa adanya hambatan pada mikroba Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, namun tidak menunjukkan hambatan pada Candida albicans. Untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dilakukan pengujian mikrodilusi dan didapatkan KHM terkecil 5% untuk Staphylococcus aureus dan 2,5% untuk Pseudomonas aeruginosa pada ekstrak fermentasi tauco bahan antara.