Tauco merupakan salah satu makanan fermentasi tradisional dari Indonesia. Proses pembuatan
tauco dimulai dari kacang kedelai yang difermentasikan dengan mengandalkan campuran mikroba
secara spontan. Adapun beberapa tahapan dalam fermentasi tauco hingga menghasilkan tauco
masak antara lain fermentasi kapang, fermentasi garam serta fermentasi lanjutan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri dari ekstrak bahan baku, produk antara dan
produk jadi proses fermentasi tauco. Ekstraksi dilakukan menggunakan sonikasi R100% pada suhu
25
0
C ?42
0
C selama 20 menit. Pemantauan ekstrak dilakukan menggunakan kromatografi lapis tipis
(KLT) dengan menggunakan fasa diam silika gel GF254 dan fasa gerak kloroform : etil asetat : metanol
(8 : 2 : 0,4). Genistein dan daidzein sebagai senyawa isoflavon utama yang dikandung oleh kacang
kedelai digunakan sebagai senyawa penanda KLT. Hasil difusi cakram menunjukkan bahwa adanya
hambatan pada mikroba Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, namun tidak menunjukkan
hambatan pada Candida albicans. Untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM)
dilakukan pengujian mikrodilusi dan didapatkan KHM terkecil 5% untuk Staphylococcus aureus dan
2,5% untuk Pseudomonas aeruginosa pada ekstrak fermentasi tauco bahan antara.