Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan yang signifikan. Banyak bisnis yang harus merugi atau bahkan menyatakan bangkrut karena aktivitas operasional yang rendah, perusahaan tidak dapat lagi mengandalkan sumber daya internal untuk membiayai operasionalnya. Baja merupakan input untuk bahan baku dalam pembuatan infrastruktur. Selain itu, terdapat isu terkait pandemi COVID-19 di emiten baja di Indonesia, yaitu peningkatan rasio utang yang signifikan pada 2020Q1 di mana awalnya terjadi pandemi COVID-19. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih antara menumbuhkan hutang atau menerbitkan saham untuk pendanaan eksternal untuk alternatif keuangan yang efektif ketika memenuhi kebutuhan pendanaan yang akan terjadi jika perusahaan memiliki struktur modal yang optimal untuk meningkatkan maksimalisasi kekayaan dan nilai perusahaan. Studi empiris ini bertujuan untuk mengkaji hubungan pandemi COVID-19 dan kinerja perusahaan terhadap struktur modal sebelum dan selama pandemi.. Penelitian ini menggunakan regresi data panel dan sistem-GMM untuk mempelajari berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan leverage perusahaan baja di Indonesia. Sampel penelitian ini adalah 8 perusahaan baja yang terdaftar di BEI dengan menggunakan data triwulan tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 dari laporan keuangan bulanan perusahaan yang dapat diunduh melalui website resmi BEI. Metode Fixed Effect menggunakan regresi panel menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memang mempengaruhi pembiayaan perusahaan, juga struktur modal dipengaruhi oleh variabel spesifik perusahaan seperti profitabilitas yang berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan rasio lancar, volatilitas laba, dan non -debt tax shield berdampak negatif terhadap struktur modal. Sedangkan hasil GMM sistem menunjukkan bahwa hanya COVID-19 dan Current Ratio yang berpengaruh signifikan terhadap struktur permodalan. Penelitian ini juga menemukan adanya teori pecking order dan teori trade-off pada kasus perusahaan baja Indonesia.