2022 TA PP SAKAGALA GEMA LAFADZAGAT 1.pdf)u
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Pengaruh dari keberadaan manusia di muka bumi sangat berdampak terhadap perubahan
lingkungan. Pada masa berburu dan meramu manusia mengalami persebaran, setiap kali
homo sapiens menginjak wilayah baru umumnya terjadi banyak kepunahan di wilayahnya,
peristiwa kepunahan pun terjadi kembali ketika imperialisme budaya dibawa oleh globalisasi
ke desa dan meruntuhkan ekosistem lingkungan dan kearifan lokal setempat, padahal ada
banyak kearifan budaya yang dimiliki masyarakat lokal berjalan selaras dengan alam dan
menjunjung kelestarian lingkungan di sekitarnya. Kebijaksanaan kolektif itulah yang
mengatur manusia agar tidak mengkonsumsi maupun mengambil secara berlebihan, hal
tersebut berbanding terbalik dengan manusia modern yang menganggap kekuasaan dan
kontrol akan sumber daya alam sebagai kemajuan. Kini dampak dari konsumerisme dan
materialistik sudah semakin kita rasakan sebagai jurang dari spiritualistik yang memisahkan
budaya manusia dengan tanggung jawab terhadap alam sebagai bagian dari lokalitas.
Dalam kebudayaan di era postmodern, kreativitas memiliki peran penting sebagai manifestasi
dari mengenal identitas lokal. Kampung Batu Lonceng merupakan salah satu kampung di
indonesia yang terancam tradisi menjaga alamnya ketika masyarakat semakin pragmatis dan
meninggalkan kearifan lokal, ketergantungan terhadap material lokal pun perlu direvitalisasi
melalui kerajinan kolektif yang bersumber dari kearifan-kearifan lokal sehingga tidak banyak
mengintervensi aktivitas sehari-hari dan identitas lokalnya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kekentalan identitas budaya lokal sekaligus
melakukan aktivasi kegiatan kerajinan material lokal guna membangun ketergantungan
kembali antara masyarakat dengan alam dengan mempopulerkannya kembali melalui pesta
rakyat yang sebelumnya sudah menjadi tradisi di Kampung Batu Lonceng.
Pengenalan kerajinan kontemporer melalui metode brikolase diharapkan dapat membuka
peluang baru bagi masyarakat untuk melihat sudut pandang lain dari kekayaan alam yang
dimilikinya sebagai bentuk resiliensi masyarakat dalam merespon budaya modernisme yang
belum tentu sejalan dengan budaya masyarakat sekitar.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data etnografi kualitatif di sekitar kawasan
Desa Suntenjaya melalui wawancara bebas terpimpin dengan snowball sampling yang akan
divalidasi melalui triangularisasi data. Pendekatan Jinshin no Hana digunakan untuk
memetakan solusi bersama masyarakat yang nantinya akan ditemukan kesepakatan melalui
metode berpikir desain. Dalam pendekatan Jinshin no hana peneliti akan memposisikan diri
sebagai fasilitator kegiatan dan menjadikan masyarakat sebagai pemeran utama dalam
menjalankan perubahan sosial kearah preservasi budaya dan konservasi kearifan lokal yang
lebih baik. sedangkan metode Treasure Mapping digunakan untuk memusatkan proses
aktivasinya dalam bentuk festival atau pesta rakyat.
Dengan memberikan interpretasi baru terhadap ilmu pengetahuan dari sumber daya yang
pernah ada maupun kearifan lokal, metode brikolase dipilih sebagai landasan berpikir yang
paling sesuai dengan kebutuhan untuk menyelesaikan masalah dalam proyek ini. Diharapkan
tercipta produk tepat guna yang praktis diterapkan di pedesaan sekaligus dapat
mempreservasi kearifan-kearifan lokal lingkungan desa menuju desa edukasi wisata.