digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang sering mengalami banjir besar dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari curah hujan ekstrem. Curah hujan ekstrem ini dapat dipengaruhi oleh beberapa fenomena meteorologi berskala sinoptik dan skala planeter yang dapat berkolaborasi satu sama lain. Fenomena tersebut terdiri dari Couple Convectively Equatorial Waves (CCEW), Cross Equatorial Northerly Surge (CENS), Madden Julian Oscillation (MJO) dan fenomena dengan skala yang lebih besar lainnya yang tergolong dalam anomali iklim (fenomena interannual). Dalam penelitian ini, dilakukan identifikasi kejadian hujan ekstrem dan beberapa fenomena skala sinoptik dan skala global tersebut dengan menggunakan data observasi curah hujan Stasiun Kemayoran, Jakarta Pusat dan data GsMap, data banjir BNPB, data reanalisis angin meridional NCEP/NCAR, data indeks RMM1 dan RMM2, dan data spasiotemporal Outgoing Longwave Radiation (OLR) dengan mengadaptasi metode yang telah ada pada penelitian sebelumnya sehingga dapat diketahui fenomena skala sinoptik dan skala global yang paling dominan berasosiasi terhadap hujan ekstrem di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenomena yang paling dominan berasosiasi dengan kejadian hujan ekstrem di DKI Jakarta adalah CCEW (94,25%). Atribusi paling besar terjadi ketika fenomena CCEW berkolaborasi dengan fenomena anomali iklim yaitu 18,92%. Fenomena CENS signifikan mempengaruhi hujan ekstrem di DKI Jakarta hanya ketika berkolaborasi dengan fenomena yang lainnya dari 4,05% hingga 17,57%. Apabila fenomena CENS tidak berkolaborasi dengan fenomena yang lain, atribusi kontribusinya hanya sebesar 1,35%. Kemudian fenomena anomali iklim dan MJO memiliki atribusi sebesar 44,6% dan 27,03%. Kedua fenomena ini tidak dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap curah hujan ekstrem di DKI Jakarta jika tidak berkolaborasi dengan fenomena yang lain.