
ABSTRAK Margareta Ajeng Yudhaningtyas
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus Ringkasan
Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama di Pulau
Jawa yang memiliki pola curah hujan ekstrem yang kompleks akibat interaksi
berbagai faktor seperti meteorologi, hidrologi, dan topografi. Dengan
meningkatnya potensi banjir akibat perubahan iklim global, diperlukan metode
yang dapat menggambarkan peta daerah rawan banjir secara lebih akurat. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis sensitivitas metode Geomorphology Flood Index
(GFI) dalam menggambarkan pola spasial curah hujan ekstrem di Pulau Jawa, guna
memberikan informasi yang lebih baik bagi mitigasi bencana dan perencanaan tata
ruang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup analisis data Digital
Elevation Model (DEM) dan data curah hujan ekstrem dengan periode ulang 2, 5,
10, 25, 50, dan 100 tahun. Penelitian ini mengusulkan dua metode normalisasi yang
berbeda dalam mengolah data curah hujan ekstrem, kemudian data tersebut
dimasukkan ke dalam alur GFI untuk menghasilkan peta potensi banjir. Analisis
dilakukan dengan membandingkan hasil dari kedua metode normalisasi untuk
menilai sensitivitas metode GFI terhadap variasi spasial curah hujan ekstrem.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode GFI dengan metode normalisasi
kedua lebih sensitif dibandingkan dengan normalisasi pertama, ditunjukkan dengan
kedalaman dan luas daerah potensi banjir yang lebih besar. Namun, peningkatan
luas potensi banjir dari periode 5 hingga 100 tahun dengan metode normalisasi
kedua masih kurang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini masih
memiliki keterbatasan dalam menangkap variabilitas curah hujan ekstrem secara
optimal sehingga GFI dengan metode normalisasi kedua masih kurang sensitif
terhadap variasi spasial curah hujan ekstrem di Pulau Jawa. Oleh karena itu,
penggunaan metode GFI dapat ditingkatkan misalnya dengan mempertimbangkan
parameter tambahan seperti koefisien limpasan, evaporasi, dsb atau menggunakan
metode normalisasi yang berbeda untuk meningkatkan akurasi dalam pemetaan
risiko banjir.