Indonesia memiliki iklim tropis dan letak geografis yang membuat wilayah ini
rentan terhadap curah hujan ekstrem yang dapat memicu terjadinya bencana
hidrometeorologi seperti banjir. Informasi mengenai pola curah hujan ekstrem
sangat penting untuk peringatan dini banjir, perencanaan infrastruktur, dan
manajemen bencana. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi perubahan pola frekuensi hujan ekstrem Indonesia di masa depan.
Metode penelitian meliputi perhitungan curah hujan ekstrem dengan periode ulang
2 tahun menggunakan distribusi Generalized Extreme Value (GEV) tipe I,
perhitungan frekuensi hujan ekstrem, pengelompokkan wilayah berdasarkan pola
frekuensi hujan ekstrem menggunakan metode clustering, serta identifikasi
perubahan pola curah hujan ekstrem. Data yang digunakan adalah model iklim yang
bersumber dari Coupled Model Intercomparison Project 6 (CMIP6).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola curah hujan
ekstrem di Indonesia dengan perubahan luas wilayah pada masing-masing tipe.
Mayoritas perubahan terbesar terjadi pada periode far-future dengan skenario
SSP2-4.5. Terdapat juga perubahan signifikan dalam siklus tahunan rata-rata
frekuensi hujan ekstrem, dengan perubahan tertinggi pada periode far-future
menggunakan skenario SSP5-8.5. Tipe A mengalami penurunan luas wilayah
mencapai 16,6%. Sementara itu Tipe B mengalami peningkatan luas wilayah
mencapai 15%. Kemudian, Tipe C juga mengalami peningkatan luas wilayah
mencapai 1,6%. Perubahan siklus tahunan rata-rata frekuensi hujan ekstrem paling
kecil terjadi pada Tipe C (2,3 hari), diikuti oleh Tipe A (3,2 hari) dan Tipe B (4,0
hari).