digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Frida Caturima Darojati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Frida Caturima Darojati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Frida Caturima Darojati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Frida Caturima Darojati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Frida Caturima Darojati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Frida Caturima Darojati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Frida Caturima Darojati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Aktivitas fisik merupakan aktivitas yang memberikan manfaat kesehatan dan mampu mengurangi risiko terkena berbagai macam penyakit apabila dilakukan secara rutin. Namun, kurangnya aktivitas fisik menjadi masalah kesehatan publik terbesar abad ke 21 dan menjadi salah satu pemicu kematian dini serta munculnya penyakit tidak menular. Berjalan kaki minimal 7.000 langkah merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kesehatan, tapi rata-rata langkah penduduk Indonesia kurang dari jumlah tersebut sehingga Indonesia menjadi negara dengan penduduk paling malas berjalan kaki di dunia. Jika kurang beraktivitas fisik dibiarkan akan meningkatkan angka obesitas di Indonesia hingga 40% pada tahun 2030. Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan untuk meningkatkan frekuensi dan lama aktivitas fisik dibutuhkan lingkungan yang mendukung. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara area komersial dengan tingginya tingkat aktivitas fisik pada kaum muda. Pasar Baru sebagai wilayah yang terkenal dengan aktivitas perdagangannya berpotensi untuk meningkatkan aktivitas fisik namun masih memiliki persoalan pada fasilitasnya. Persoalan tersebut diintervensi hanya sebagai pendukung aktivitas perdagangan dan jasa saja, belum dikaitkan dengan isu aktivitas fisik dan kesehatan. Fokus penelitian dan peraturan terkait peningkatan aktivitas fisik juga belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk merumuskan prinsip penataan jalur pejalan kaki untuk menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan aktivitas fisik dengan mempertimbangkan preferensi pengunjung dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui karakteristik pengunjung, pola kegiatan pengunjung, kegiatan berjalan kaki pengunjung, serta faktor yang memengaruhi aktivitas fisik. Sementara metode kualitatif digunakan untuk merumuskan potensi dan persoalan komponen lingkungan serta kriteria dan komponen penataan jalur pejalan kaki. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang memengaruhi aktivtias fisik yaitu faktor dari dalam diri pengunjung, faktor sosial, dan faktor lingkungan. Prinsip penataan jalur pejalan kaki terdiri dari enam kriteria penataan yang didasari dari preferensi pengunjung yaitu terintegrasi, nyaman, aman dan selamat, aksesibel, kontinu, dan memiliki pemandangan.