ABSTRAK Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Haviva Mawaddah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Belakangan ini, menurunnya tingkat aktivitas fisik telah menjadi tantangan di
berbagai negara di dunia terutama negara-negara berkembang. Sejumlah
penelitian telah menunjukkan keterkaitan antara elemen lingkungan terbangun
terhadap aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berlari, dan bersepeda. Di Indonesia,
penelitian terkait hubungan lingkungan terbangun yang mendorong aktivitas fisik
masih sangat terbatas baik yang berfokus pada kesehatan maupun mobilitas aktif.
Tingginya angka kematian akibat penyakit tidak menular di Kota Bandung
memperkuat urgensi penelitian ini dengan tujuan mengeksplorasi dan
menganalisis kriteria-kriteria lingkungan terbangun yang berpotensi mendorong
aktivitas fisik di Kota Bandung berdasarkan kerangka ā5Dā dan akuisisi data dari
Strava. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif bersifat eksploratif dengan
model regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan yang
cenderung lemah antara kriteria lingkungan terbangun dengan aktivitas fisik,
dengan bentuk hubungan positif pada kriteria keberagaman aktivitas perkotaan
dan hubungan negatif pada aksesibilitas menuju fasilitas transportasi umum.
Namun, tiga kriteria lainnya yaitu kepadatan bangunan, kepadatan persimpangan,
dan aksesibilitas menuju destinasi tidak berpengaruh signifikan terhadap intensitas
aktivitas fisik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
pengembangan kebijakan perencanaan Kota Bandung menuju kota yang lebih
ramah terhadap aktivitas fisik terutama berjalan kaki.
Perpustakaan Digital ITB