Topik yang dipilih untuk disertasi ini adalah kajian estetik rancang panggung teater,
dengan objek dua karya Jay Subyakto, “Matah Ati” dan “Ariah”. Karya-karya Jay
Subyakto patut diapresiasi karena di dalamnya terkandung semangat untuk terus
mengembangkan kreativitas, merayakan keunikan, serta berkontribusi dalam upaya
pelestarian budaya bangsa. Karya Jay sangat eksploratif secara estetik serta
memiliki unsur kejutan yang kadang dekonstruktif. Berlatar belakang pendidikan
arsitektur, Jay memiliki pengalaman berkarya sebagai konseptor, produser dan
penata kreatif di dunia seni sejak tahun 1990. Jay Subiyakto dikenal akan
kemahirannya menciptakan tata panggung yang berbeda dari yang biasa digunakan
pada pertunjukan teater tradisional di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan unsur pembentuk estetik dari kedua objek karya Jay Subyakto, serta
menemukan rancang panggung sebagai karya estetik yang memiliki kesatuan
bentuk dalam membangun pesan dan makna.
Karya Jay Subyakto adalah suatu produksi teater dengan hibriditas budaya. Proses
kreasinya pertama dengan melakukan interpretasi naskah (ide). Kedua, saat
mewujudkan ide dan kreativitas menggabungkan yang tradisi dan kontemporer.
Ketiga, ketika menjadi sebuah karya seni (artefak), rancang panggungnya memiliki
identitas tradisi Nusantara. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan estetik
menggunakan metodologi kualitatif dengan metode naratif untuk memahami
rancang panggung Jay Subyakto. Batasan penelitian pada bidang interior dalam
rancang panggung teater. Analisis penelitian dari aspek estetik menggunakan teori
estetika teater dari Bertold Brecht dan teori ruang kosong dari Peter Brook,
sedangkan analisis terhadap aspek makna menggunakan teori simbol dari Susanne
K. Langer. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kekhasan rancang panggung Jay
Subyakto sarat dengan nilai-nilai budaya Jawa Tengah (“Matah Ati”) dan Betawi
(“Ariah”) yang ditampilkan secara kontemporer. Penelitian ini juga menemukan
unsur-unsur estetik khas Jay Subyakto terbentuk dari imajinasi tanpa batas,
teknologi digital dan hibriditas budaya. Muatan tradisi terutama Jawa menjadi
aspek penting dalam karya rancang panggung teater Jay Subyakto. Melaluinya
terbentuk "Estetika Lebur", sebagai ciri khas estetika rancang panggung Jay
Subyakto yang menyatukan pasangan bertentangan menjadi satu kesatuan entitas
yang memiliki interelasi saling melengkapi secara harmonis. Kontribusi penelitian
ini untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang teater, seni rupa dan
desain, khususnya bidang rancang panggung pertunjukan teater yang mengangkat
tradisi.