digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Topik yang dipilih untuk disertasi ini adalah kajian estetik rancang panggung teater, dengan objek dua karya Jay Subyakto, “Matah Ati” dan “Ariah”. Karya-karya Jay Subyakto patut diapresiasi karena di dalamnya terkandung semangat untuk terus mengembangkan kreativitas, merayakan keunikan, serta berkontribusi dalam upaya pelestarian budaya bangsa. Karya Jay sangat eksploratif secara estetik serta memiliki unsur kejutan yang kadang dekonstruktif. Berlatar belakang pendidikan arsitektur, Jay memiliki pengalaman berkarya sebagai konseptor, produser dan penata kreatif di dunia seni sejak tahun 1990. Jay Subiyakto dikenal akan kemahirannya menciptakan tata panggung yang berbeda dari yang biasa digunakan pada pertunjukan teater tradisional di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan unsur pembentuk estetik dari kedua objek karya Jay Subyakto, serta menemukan rancang panggung sebagai karya estetik yang memiliki kesatuan bentuk dalam membangun pesan dan makna. Karya Jay Subyakto adalah suatu produksi teater dengan hibriditas budaya. Proses kreasinya pertama dengan melakukan interpretasi naskah (ide). Kedua, saat mewujudkan ide dan kreativitas menggabungkan yang tradisi dan kontemporer. Ketiga, ketika menjadi sebuah karya seni (artefak), rancang panggungnya memiliki identitas tradisi Nusantara. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan estetik menggunakan metodologi kualitatif dengan metode naratif untuk memahami rancang panggung Jay Subyakto. Batasan penelitian pada bidang interior dalam rancang panggung teater. Analisis penelitian dari aspek estetik menggunakan teori estetika teater dari Bertold Brecht dan teori ruang kosong dari Peter Brook, sedangkan analisis terhadap aspek makna menggunakan teori simbol dari Susanne K. Langer. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kekhasan rancang panggung Jay Subyakto sarat dengan nilai-nilai budaya Jawa Tengah (“Matah Ati”) dan Betawi (“Ariah”) yang ditampilkan secara kontemporer. Penelitian ini juga menemukan unsur-unsur estetik khas Jay Subyakto terbentuk dari imajinasi tanpa batas, teknologi digital dan hibriditas budaya. Muatan tradisi terutama Jawa menjadi aspek penting dalam karya rancang panggung teater Jay Subyakto. Melaluinya terbentuk "Estetika Lebur", sebagai ciri khas estetika rancang panggung Jay Subyakto yang menyatukan pasangan bertentangan menjadi satu kesatuan entitas yang memiliki interelasi saling melengkapi secara harmonis. Kontribusi penelitian ini untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang teater, seni rupa dan desain, khususnya bidang rancang panggung pertunjukan teater yang mengangkat tradisi.