Saat ini dunia sedang menghadapi pandemi yang disebabkan oleh Covid-19. Banyak
perusahaan telah berjuang untuk beradaptasi dengan situasi ini karena ada banyak peraturan
dan pembatasan baru oleh pemerintah. Salah satu strategi untuk mengatasi situasi tersebut
adalah pemasaran media sosial. Jakarta Movement of Inspiration (Jakarta Movin) adalah
perusahaan seni pertunjukan dan produksi teater yang menggunakan pemasaran media sosial
untuk meningkatkan kesadaran dan menunjukkan kehadiran perusahaan. Namun demikian,
tingkat engagement Instagram Jakarta Movin masih belum cukup baik, dan belum ada bukti
bahwa pemasaran media sosial Jakarta Movin dapat mempengaruhi minat berkunjung
pemirsanya. Tujuan studi utama ini adalah untuk menguji apakah Jakarta Movin dapat menarik
pemirsa dan khalayak melalui pemasaran media sosialnya. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara dengan analisis open coding dan kuesioner online yang dibagikan kepada
221 pengikut Instagram Jakarta Movin, yang kemudian dianalisis menggunakan PLS-SEM
untuk mengetahui keterkaitan antar komponen. Menurut temuan penelitian, hipotesis
pemasaran media sosial yang dievaluasi tidak secara positif mempengaruhi niat kunjungan
pemirsa. Namun, hipotesis kesadaran merek yang diselidiki ternyata memiliki pengaruh yang
menguntungkan pada niat pemirsa untuk hadir. Hipotesis lain yang diterima adalah hiburan
dan berita dari mulut ke mulut terhadap kesadaran merek, kecenderungan terhadap sikap acara,
dan kesadaran merek terhadap sikap acara. Hipotesis lain yang diuji ditolak. Untuk meringkas,
Jakarta Movin membutuhkan konten dan strategi baru untuk mendorong individu menghadiri
produksi masa depan dan membaginya dengan lingkaran sosial mereka. Temuan dan wawasan
studi ini akan membantu pemasar dalam mengembangkan pemahaman praktis yang mendalam
tentang bagaimana pemasaran media sosial dapat meningkatkan niat kunjungan audiens secara
langsung dan tidak langsung melalui kesadaran merek dan sikap acara. Untuk studi pemasaran,
penelitian ini menjelaskan pengaruh sikap acara terhadap niat berkunjung. Informasi ini
kemudian dapat dimanfaatkan oleh industri seni pertunjukan untuk membuat model keputusan
pembelian yang lebih detail melalui pemasaran media sosial.