Penelitian dilakukan untuk menganalisa efek anti kerut dari hidrolisat membran
cangkang telur (MCT). Hidrolisa enzimatik dengan papain yang dikombinasikan
natrium sulfit dipilih sebagai metoda untuk memperoleh hidrolisat. Optimasi dosis
enzim papain dan konsentrasi natrium sulfit dilakukan dengan membandingkan
derajat hidrolisa larutan yang dihasilkan. Hasil optimasi menunjukkan dosis papain
60U/mg dan konsentrasi natrium sulfit 30mM menghasilkan derajat hidrolisa
tertinggi dari masing-masing hidrolisat. Hidrolisat MCT ayam mengandung protein
total 71,41+2,13mg/g dengan derajat hidrolisa 35,08%, dan hidrolisat MCT itik
Manila mengandung 80,18+1,47mg/g protein total dengan 26,0% derajat hidrolisa.
Hasil uji in vitro inhibisi enzim kolagenase menunjukkan hidrolisat MCT itik
menginhibisi mulai dari 27,5% sampai 79,35% kolagen dan hidrolisat MCT ayam
mulai dari 23,3% sampai 74,64%, dan lebih tinggi dibandingkan inhibisi dari
pembanding Epigallocatechin-3-Gallate mulai dari 38±0,3% sampai dengan
50,20±0,14%. Uji klinik eksperimental untuk mengetahui efektifitasi anti kerut dari
masing-masing hidrolisat MCT ayam dan itik yang diformulasikan dalam bentuk
gel. Kelompok uji terdiri dari kelompok plasebo, pembanding, gel hidrolisat MCT
ayam dan gel hidrolisat MCT itik. Masing-masing gel menunjukkan efek meningkatkan
hidrasi kulit, elastisitas dan penurunan derajat kerutan yang signifikan (p< 0.05) dibandingkan
dengan plasebo. Gel I, yang diformulasi dari 25% hidrolisat MCT itik menunjukkan
perbaikan kondisi kulit yang signifikan dibandingkan gel pembanding (HA 1%)
dan gel A (25% hidrolisat MCT ayam), perbedaan tersebut berbanding lurus dengan
kandungan zat aktif asam hialuronat dalam sediaan gel, yaitu, gel pembanding
diformulasi dari 0,99% HA, gel A (hidrolisat MCT ayam) memiliki 1,12 +0,51%
HA, dan gel I (hidrolisat MCT itik) memiliki 1,54 +0,21% HA.