Penyakit periodontal adalah penyakit oral yang umum terjadi dan dipicu oleh pembentukan
biofilm oleh bakteri, salah satunya adalah Streptococcus mutans. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sediaan nanoemulgel yang mengandung ekstrak kunyit, ekstrak lada hitam, dan
hidrolisat membran cangkang telur (HMCT) sebagai agen antibiofilm. Hasil pengujian aktivitas
antibakteri menunjukkan KHM dari kombinasi ekstrak kunyit dan lada hitam adalah 10240 ?g/mL.
Sedangkan, HMCT tidak menunjukkan aktivitas antibakteri, sehingga dalam sediaan digunakan
untuk mempercepat wound-healing. Nanoemulsi dioptimasi menggunakan asam oleat sebagai
fase minyak dan kombinasi tween 80-PEG 400 sebagai surfaktan-kosurfaktan yang disebut sebagai
smix. Proses pembuatan dioptimasi melalui durasi homogenisasi dan sonikasi dengan metode
self-nano emulsification dan ultrasonikasi. Rasio kombinasi surfaktan-kosurfaktan yang optimum
ditentukan melalui diagram fase pseudoterner. Formula optimum mengandung 6% asam oleat
dan 35% total smix (1:1) dengan ekstrak total sebesar 1,024%. Nanoemulsi yang dihasilkan
memiliki ukuran globul 169,6 ± 13,72 nm dan indeks polidispersitas sebesar 0,309 ± 0,01. Basis gel
optimum mengandung 2,5% kitosan dengan viskositas 31976,67 ± 408,08 cPs dan pH 6,77 ± 0,20.
Sediaan nanoemulgel menunjukkan kestabilan fisik sampai siklus ke-3 freeze thaw dan mulai
mengalami ketidakstabilan pada siklus ke-4. Aktivitas antibiofilm sediaan diuji menggunakan
metode tissue culture plate (TCP) dan menunjukkan inhibisi biofilm sebesar 85,52 ± 9,09%, lebih
tinggi dibandingkan basis tanpa zat aktif, yaitu 56,83 ± 7,54%. Penelitian ini menunjukkan bahwa
nanoemulgel yang mengandung ekstrak kunyit, ekstrak lada hitam, dan HMCT berpotensi sebagai
agen antibiofilm topikal terhadap Streptococcus mutans.
Perpustakaan Digital ITB