Teori development axes menyatakan bahwa jaringan transportasi dibangun untuk
menghubungkan pusat pertumbuhan dalam skala nasional/regional/wilayah (end
point). Adanya development axes akan menumbuhkan kegiatan lain pada titik
tengah yang kemudian secara linear akan berkembang di sepanjang development
axes. Namun, di dalam teori tersebut, belum dijelaskan bagaimana aliran barang
dan orang yang singgah dapat menyebabkan perkembangan kegiatan menjadi
transport stop. Diduga adanya daya tarik yang dapat mempengaruhi perkembangan
transport stop. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui daya tarik yang dapat menjadi inisiasi untuk perkembangan
transport stop di dalam Teori Development Axes. Fokus penelitian berada pada
Jalan Lintas Sumatera Segmen Batas Provinsi Lampung – Pelabuhan Bakauheni
dengan mengkaji dua transport stop berbasis kegiatan perdagangan dan jasa yang
memberikan dampak yang berbeda pada kawasan sekitarnya. Secara empiris,
kawasan di sekitar Rumah Makan Siang Malam dapat mempengaruhi pertumbuhan
kegiatan perdagangan dan jasa serta penyerapan tenaga kerja lokal di sekitarnya,
sedangkan Rumah Makan Bukit Kahuripan tidak dapat mempengaruhi
pertumbuhan kawasan sekitarnya. Daya tarik yang membedakan kedua
perkembangan tersebut yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini.
Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang diukur dengan 1) menghitung perkembangan
transport stop transportasi dengan Lieberson’s Similarity Measure dan indeks
tarikan lokasi; 2) mengidentifikasi daya tarik yang mempengaruhi pelaku
perjalanan secara deskriptif kuantitatif; dan 3) mengidentifikasi daya tarik yang
mempengaruhi perbedaan perkembangan kedua transport stop dengan metode
diskriminan. Hasil penelitian menyatakan bahwa perbedaan perkembangan kedua
transport stop disebabkan adanya 9 daya tarik, antara lain: 1) aktivitas tambahan;
2) amenitas yang lengkap; 3) keragaman penggunaan lahan; 4) lingkungan rumah
makan yang tenang; 5) kualitas makanan; 6) adanya preferensi untuk datang tepat
waktu; 7) terciptanya keleluasaan ruang di rumah makan; 8) adanya preferensi
ketakutan melakukan perjalanan pada malam hari; dan 9) adanya pelaku perjalanan
tour and travel (captive rider). Kesembilan daya tarik ini yang kemudian menjadi
inisiasi perkembangan transport stop sebagaimana dijelaskan di dalam Teori
Development Axes, bahwa kegiatan dapat berkembang akibat pergerakan di
sepanjang development axes.