Kartun editorial bukan sekedar gambar gambar lucu yang mengundang senyum dan
tawa, dibaliknya sarat akan muatan ideologis. Kartun editorial dipenuhi pesan
visual simbolis secara emosional, sehingga kadang kala menimbulkan kontroversi.
Apalagi kartun yang mencerminkan suatu keyakinan agama. Kontroversi kartun
Nabi Muhammad yang dimuat Jyllands-Posten dan Chalie Hebdo adalah contoh
konkretnya. Begitu pula dengan kartun yang dimuat Majalah Tempo edisi 26
Februari 2018 telah memicu kontroversi karena dianggap melecehkan tokoh Front
Pembela Islam (FPI), Habib Riziek Shihab. Kedua contoh tersebut menggambarkan
bagaimana sebuah kartun syarat akan muatan ideologis agama dan secara
emosional menimbulkan kontroversi.
Fakta di atas yang melatari penelitian disertasi ini dilakukan, yaitu mengkaji
keyakinan agama sebagai basis ideologi visual kartun editorial. Kartun editorial
yang diteliti adalah kartun editorial yang diterbitkan surat kabar Kompas. Alasan
mendasarnya karena Kompas sebagai salah satu media terbesar dan tertua di
Indonesia, konsisten menerbitkan kartun editorial sejak tahun 1967, dan didirikan
oleh kelompok minoritas Katolik. Latar belakang pendirinya memicu lahirnya
stereotip Kompas sebagai akronim dari “Komando Pastor”. Sebuah stereotip yang
mengindikasikan adanya peran dan pengaruh agama dalam praktik jurnalistik surat
kabar Kompas.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini anara lain: (1) bagaimana sistem
pertandaan visual kartun editorial surat kabar Kompas mencerminkan suatu
keyakinan agama? (2) berdasarkan sistem pertandaannya, bagaimana makna dan
muatan ideologis agama tersampaikan secara retoris melalui kartun editorial surat
kabar Kompas? (3) bagaimana posisi keyakinan agama dalam relasi ideologis
kartun editorial, surat kabar Kompas, dan konteks sosial politik ditinjau dari agenda
dan framing penerbitan teks medianya?
Tujuan penelitian adalah (1) menemukan bentuk sistem pertandaan visual kartun
editorial surat kabar Kompas yang mencerminkan suatu keyakinan agama; (2)
Menggali makna kartun editorial dan muatan ideologis agama yang bekerja melalui
sistem penandaan visual kartun editorial guna menemukan bentuk-bentuk retoris
yang digunakan para kartunis Kompas pada kartun-kartun yang mencerminkan
ii
suatu keyakinan agama; (3) Menemukan suatu model tentang posisi agama dalam
relasi ideologis antara kartun editorial, Surat kabar Kompas, dan konteks sosial
politik Indonesia sebagai latar kebudayaan yang menaungi penerbitan kartunnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menggabungkan perangkat analisis
semiotika Roland Barthes dengan analisis relasi konten dan framing. Analisis data
dibagi ke dalam tiga tahapan. Tahap pertama dan kedua menggunakan analisis
semiotika untuk menganalisis sistem pertandaan visual kartun editorial surat kabar
Kompas agar terungkap tanda-tanda identitas agama, makna denotatif dan
konotatif, mitos, dan muatan ideologis agamanya. Tahap ketiga menggunakan
analisis relasi konten dan framing untuk menganalisis relasi antarteks (pemberitaan,
foto berita, tajuk rencana, kartun editorial, dan artikel opini) agar terungkap posisi
agama dalam relasi ideologis kartun editorial, surat kabar Kompas, dan konteks
sosial politik Indonesia.
Hasil penelitian menemukan bahwa (1) melalui sistem pertandaan visual kartun
editorial surat kabar Kompas terbangun sebuah setting situasi yang di dalamnya
terdapat situasi peristiwa dan situasi komentar. Tanda-tanda visual yang
merepresentasikan identitas agama hanya tampil di setting situasi peristiwa terdiri
dari pakaian dan simbol agama. Identitas agama di pakaian seperti busana
muslimah dan baju perang ala Ksatria Templar. Sedangkan simbol agama berupa
pohon Natal dan gestur tata cara berdoa orang Katolik, yaitu Salam Maria. (2) Dari
makna kartun editorialnya terungkap muatan ideologis agama didominasi oleh
keyakinan agama Kristen/Katolik. Ironi, satire, humor, dan metafora merupakan
bentuk-bentuk retoris yang menyamarkan muatan ideologis agama kartun
editorialnya. Tidak disadari kartun editorial menyebarkan ideologi anti syariat
Islam (hukum qishash), anti korupsi, humanisme dan anti kekerasan, anti agama,
dan sistem keyakinan agama Kristen/Katolik. (3) Secara kontekstual terbentuk
relasi yang kuat antara kartun editorial, surat kabar Kompas, dan konteks sosial
politik Indonesia. Relasi itu terbentuk melalui agenda setting penerbitan teks kartun
editorial, pemberitaan, foto berita, tajuk rencana, dan artikel opini. Akan tetapi, dari
sisi ideologi agama, terdapat kartun editorial yang memiliki hubungan dengan teks
lain dan ada pula yang tidak memiliki relasi sama sekali, baik dengan teks yang
diterbitkan bersamaan maupun teks yang terbit sebelumnya.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pertandaan visual kartun editorial surat
kabar Kompas mencerminkan keyakinan agama yang didominasi oleh agama
Kristen/Katolik. Keyakinan agama ini menjadi basis ideologi visual kartun editorial
surat kabar Kompas yang paralel dengan ideologi humanisme transendental, prinsip
yang dianut dalam praktik jurnalistik mereka.